Mimi mengungkapkan, hingga Selasa kemarin, belum satu pun kartu Lebaran miliknya yang dibeli konsumen. Ia menilai, orang-orang pada era di zaman kiwari tak lagi berminat menggunakan kartu tersebut.
"Sampai hari ini belum ada yang beli. Sekarang pasti sudah tak mau beli, kalau pun ada pasti mereka cari motif yang bagus dan membeli di toko buku," kata Mimi.
Ia menyadari kartu Lebaran yang ia jual memang sudah lama.
"Ini kan dari tahun kemarin-kemarin. Belum ada yang beli dari kemarin, ini kan sisa-sisa lama, soalnya kan tak mungkin lagi beli lagi, yang ada saja dijual," terangnya.
Baca Juga: Alexis Ngotot Ingin Reuni dengan Guardiola di Man City
Nemi (20), juga penjual kartu Lebaran bahkan menyatakan kesedihannya terhadap orang-orang yang kekinian tak lagi menggunakan kartu lebaran.
"Sekarang semua sudah pakai ponsel, jadi kartu Lebaran sudah tak ada yang minat. Kalau pun ada pasti buat parcel," kata Nemi.
Keberlaluan masa keemasan kartu Lebaran juga turut dirasakan pengelola kantor pos. Customer Service Pos Indonesia Fatmawati, Uum, mengakui hal itu.
“Dulu banyak anak muda yang kirim kartu dari daerah ke orangtua mereka. Tapi sekarang sudah menurun drastis. Untuk kirim-kirim kartu ucapan seperti itu kan sekarang bisa lewat WhatsApp dan video call, kan. Jadi lebih gampang,” jelasnya.
Benak Uum lantas melayang kembali ke masa lalu, era 90-an tentunya. Seingatnya, saban jelang Idul Fitri dulu, kantor pos diserbu masyarakat yang ingin mengirimkan kartu ucapan Lebaran. Sampai mengantre.
Baca Juga: Kesal, Pelatih Klub Spanyol Seruduk Pemainnya Sendiri
Bahkan, kata dia, di depan loket kantor pos tempatnya bekerja itu, dulu sampai dibuka gerai untuk menjual berbagai macam kartu.