Suara.com - Jelang hari raya Idul Fitri, setiap orang yang berada di kampung halaman selalu menantikan kedatangan orang terkasihnya yang merantau nun jauh di pulau. Tapi, siapakah sosok yang paling ditunggu-tunggu kepulangannya jelang Lebaran tahun ini? Suka tidak suka, setuju atau tidak, orang itu adalah Rizieq Shihab.
Rizieq, pentolan FPI yang kekinian berstatus buronan Polda Metro Jaya karena diduga terlibat kasus pornografi itu, masih berada di Arab Saudi setidaknya hingga H-5 Lebaran, Selasa (20/6/2017).
Ia diketahui tak lagi berada di Indonesia sejak habis masa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta selesai, dan Basuki Tjahaja Purnama—musuh bebuyutannya—divonis penjara dua tahun karena dinilai menodai agama,Mei 2017.
Sejak tak berada di Indonesia, Rizieq sudah berulang-ulang menjanjikan pak polisi dan juga warga di tanah air bahwa dirinya segera pulang.
Baca Juga: Alexis Ngotot Ingin Reuni dengan Guardiola di Man City
Kali pertama rencana kepulangannya terkonfirmasi adalah 2 Juni. Tanggal itu jatuh pada hari Jumat, hari yang baik. Namun, setelah ditunggu-tunggu, Rizieq tak pulang pada hari itu.
Jam terus berlalu dan hari pun berganti sejak saat itu, hingga akhirnya datang berita terbaru: Rizieq akan pulang tanggal 12 Juni, tepat pada 17 Ramadan.
Tapi, ketika hari yang ditunggu-tunggu datang, batang hidung sang habib tak kunjung tampak di Indonesia.
Rizieq punya banyak alasan untuk tak pulang ke Indonesia. Sugito, pengacara Rizieq yang diwawancarai pada 31 Mei 2017, menuturkan kliennya tak pulang sebagai bentuk perlawanan terhadap aparat penegak hukum.
Sejak ke Saudi per 26 April, Rizieq tak mau pulang karena menganggap kasus pornografi yang disangkakan kepadanya adalah rekayasa atau kriminalisasi terhadap ulama.
Baca Juga: Kesal, Pelatih Klub Spanyol Seruduk Pemainnya Sendiri
Karenanya, kata Sugito, sang habib ingin memantau konstelasi politik maupun hukum di Indonesia dari negeri Unta.
Selain alasan itu, Rizieq—melalui Sugito—juga pernah beralasan tak mau pulang sebelum pengikutnya di tanah air siap beramai-ramai membanjiri bandara guna menyambut kedatangannya.
Sugito menuturkan, Rizieq kepengin kepulangannya disambut bak mendiang ulama tertinggi Islam Syiah Sayyid Rohullah Ayatollah Khomeini yang pulang dari pengasingannya di Prancis ke Iran tahun 1979.
"Bahwa kepulangan beliau itu berharap seperti penyambutan Ayatollah Khomeini ketika pulang dari Prancis ke Teheran ketika Revolusi Iran."
"Jadi kalau misalnya sambutan antusias dari umat, tentunya kan pemerintah akan berpikir bahwa 'oh benar bahwa yang dilakukan selama ini adalah rekayasa, adalah fitnah," tuturnya.
Saat geger berita sejumlah petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berwisata religi alias umrah ke Mekkah dan bertemu Rizieq, sang habib sebenarnya sudah diajak pulang.
Sekretaris Fraksi PKS Sukamta mengungkapkan, rombongan PKS yang umrah tersebut sengaja mendatangi Rizieq untuk berdiskusi. Rombongan juga mengajak Rizieq pulang ke tanah air.
"Rombongan sudah mengajak sih. Pulang sama-sama,” tutur Sukamta, Kamis (15/6/2017).
Namun, kata dia, kepulangan Rizieq tersebut terkendala tiket maskapai penerbangan yang dimiliki sang habib.
Pasalnya, Rizieq memegang tiket Arab Saudi-Indonesia milik maskapai Qatar Airways. Padahal, Saudi-Qatar kekinian terlibat “perang dingin” dan hubungan diplomatik kedua negara pecah.
Karena pemutusan hubungan diplomatik, seluruh maskapai penerbangan Qatar tak diizinkan beroperasi di wilayah udara Saudi.
“Tiket Habib Rizieq itu punya Qatar Airlines. Jadi, sepertinya dia harus menunggu hubungan kedua negara mencair dulu, “ tandasnya.
Kembali ke Sugito, si pengacara. Ketika diwawancarai wartawan pada Senin (19/6) pekan ini, ia mengungkapkan informasi terbaru mengenai kepulangan Rizieq.
"Habib Rizieq sementara kemungkinan tidak pulang dan lebaran di Arab Saudi," tutur Sugito Atmo Prawiro.