Tidak main-main, dalam rangka ikut pilkada, Vicky memunyai moto yang terkesan ‘sangar’: “revolusi tanpa batas untuk cinta dan kasih sayang.”
Ketika diwawancarai Senin (19/6) awal pekan ini, Vicky menuturkan ingin ikut pilkada karena mau “merevolusi” Bekasi.
Ia mengatakan, Bekasi tengah mengalami krisis berkepanjangan yang disebabkan adanya konflik.
"Aku sih lebih mengikis pada humanisnya [sic] saja. Ketersentuhan hatinya [sic] atau mengenai hal-hal yang menyangkut daerah. Kalau krisis tentang permasalahan hati penduduknya [sic], itu butuh pendekatan. Aku akan jadikan Bekasi menjadi kota damai dengan cinta kasih sayang," tuturnya.
Meski bermoto revolusi, Vicky ternyata menyatakan akan meneruskan kebijakan pemimpin sebelumnya dalam sektor pembangunan kota, kesehatan, pendidikan, maupun pelayanan publik lainnya.
Keseriusan Vicky berlaga di pentas politik elektoral tersebut juga dibuktikan dengan pengakuannya sudah membentuk tim sukses (timses).
Vicky lantas menginsyafi, statusnya sebagai mantan narapidana menjadi tantangan sendiri kalau PAN benar-benar mau mengusungnya sebagai Calon Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2018.
"Semoga ya aku bisa jadi sesuatu hal yang meninggikan [sic] juga. Orang banyak tahu aku sudah berbuat kesalahan. Aku juga pernah dihukum oleh negara. Aku mau membuktikan, mimpi saya tak berakhir dan Tuhan tidak pernah membatasi mimpi siapa pun," bebernya.
Vicky sendiri mengungkapkan, menjadi pemimpin politik adalah impiannya sejak kecil. Karenanya, hingga kapan pun ia bakal mewujudkan impian masa kecilnya tersebut.