Seram, Kesaksian Korban Tabrak Lari Ayla Misterius di Kemayoran

Selasa, 20 Juni 2017 | 21:15 WIB
Seram, Kesaksian Korban Tabrak Lari Ayla Misterius di Kemayoran
Abdul Qosim [suara.com/Welly Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Abdul Qosim (30) merupakan salah satu korban tabrak lari mobil Daihatsu Ayla di sekitar patung Ondel-Ondel, Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Minggu (18/6/2017), sekitar pukul 03.00 WIB. Abdul Qosim selamat, meskipun sekujur tubuhnya luka.

Ketika ditemui Suara.com di rumahnya, Jalan Kemayoran Gempol RT 3, RW 4, Kelurahan Kebon Kosong, Kecamatan Kemayoran, Selasa (20/6/2017), Abdul tengah berbaring tempat tidur. Sekujur tubuhnya diperban.

Abdul kemudian menceritakan kronologis kejadian yang dialaminya. Ketika itu, dia sedang santap sahur. Tiba-tiba, ada temannya berteriak-teriak di luar rumah untuk meminta pertolongan karena kawan bernama Adrian Dwi Nanda (18) alias Babang meninggal.

"Itu teman saya berteriak minta tolong sekitar jam 03.00 WIB. Teriak-teriak Babang meninggal," kata Abdul menirukan teriakan teman.

Abdul cepat-cepat keluar rumah dan bersama sekitar tujuh rekannya mencari tahu informasi mengenai apakah betul Babang meninggal dunia.

"Saya dengar itu pas anak - anak kumpul di depan rumah. Sambil mencari informasi itu. Nah, kami bertujuh mencari tahu lokasi Babang meninggal dimana. Kami bergerak mau lihat ke jalan Ondel - Ondel," ujar Abdul sambil menahan rasa sakit.

Sesampai di dekat Patung Ondel-Ondel, Abdul dan rekan-rekannya dihadang sekitar 15 orang.

"Di depan jalan kami sudah dihadang. Itu kami lihat bukan kayak geng motor, itu yang saya lihat ada dua orang, yang satu bawa double stick dan satu orang bawa senjata api. Perawakannya kayak anggota gitu," ujar Abdul.

Salah satu anggota kelompok penghadang mengacung-acungkan senjata api sambil berteriak. "Ayo sini elu, kalau mau nyusul teman elu," kata Abdul mengulang ucapan orang tersebut.

Melihat senjata api diacungkan, Abdul dan teman-temannya menghindar dan kembali masuk ke pemukiman. Tapi, dikejar.

"Pas lihat senpi kami juga lari, dan mundur masuk ke dalam gang rumah lagi. Sempat mereka mengejar ke dalam gang," ujar Abdul.

Belasan orang tersebut baru menghentikan pengejaran setelah ada tokoh masyarakat.

Sekitar 10 menit kemudian, Abdul dan rekan-rekannya kembali keluar dari rumah.

"Kami rasa kondusif kami keluar lagi. Kembali ke Jalan, kami masih penasaran mau liat korban teman kami ada dimana," ujar Abdul.

Mereka kembali ke jalan sambil mencari-cari dimana Babang berada.

"Memang saat itu keadaan sudah ramai. Mobil dan motor juga sudah nggak ada yang melintas pada berhenti semua. Nggak berani lewat," ujar Abdul.

"Itu hanya dua langkah saja, saya berada di jalan. Tiba - tiba ada mobil (Ayla) langsung tabrak saya," kata Abdul.

Abdul terlambat menghindar dari terjangan mobil tersebut. Dia dihantam dan terlempar beberapa meter.

"Cuma mobil itu aja yang berani lewat. Aneh nya kok nabraknya di kerumunan kami," kata Abdul.

Abdul masih sadar meskipun terpental.

"Saat ditabrak saya mental beberapa meter. Saya masih lihat mobilnya. Tapi pelat nomornya saya nggak tahu. Itu abis menabrak sempat dia berhenti dulu. Ada teman - teman saya langsung nolongin," ujar Abdul.

Mobil tersebut kemudian kabur ke arah Ancol.

Abdul dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Kemayoran dengan menggunakan sepeda motor oleh rekan-rekannya. Setelah itu, dia dirujuk ke RS. Mitra Keluarga, baru kemudian ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Babang meninggal dunia

"Itu saya baru tahu di rumah sakit. Saya tanya lagi ke teman saya saat jenguk. Apakah benar Babang meninggal. Dijawab iya benar ternyata," kata Abdul.

Abdul mengatakan sempat melihat Andrian sekitar pukul 23.00 WIB. Ketika itu, dia sedang berkumpul di sekitar rumahnya, di dekat Patung Ondel-Ondel.

Abdul mengatakan dia dan teman-temannya -- sebelum ditabrak -- tidak mencari masalah. Dia hanya ingin memastikan kabar Babang karena isunya meninggal dunia setelah dianiaya geng motor.

"Kami saat itu hanya penasaran mau lihat korban teman kami ada dimana. Itu aja kok mas," ujar Abdul.

"Kami sama teman - teman juga nggak ada yang bawa senjata tajam atau yang lainnya kok," Abdul menambahkan.

Penyebab meninggalnya Babang masih simpang siur. Abdul tidak tahu persis.

"Itu saya sama Babang beda lokasi. Itu Babang kejadian sekitar pukul 03.00 WIB. Kalau saya mengalami tabrakan itu kira - kira pukul 03.30 WIB," ujar Abdul.

Abdul mengatakan Babang memang sering bermain di sekitar Kemayoran Gempol, disekitar rumah Abdul.

"Ya, Babang teman adik saya. Suka main ke sini. Waktu sekolah dulu sampai dia sudah lulus masih sering main kesini. Memang Babang tinggal di Karang Anyar," ujar Abdul. "Fia bekerja sebagai ojek online."

Dilacak

Polisi sedang melacak plat nomor mobil Daihatsu Ayla warna putih yang menabrak Abdul dan Babang.

"Ya itu sedang kami cek," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono, Senin (19/6/2017).

Argo mengatakan polisi telah meminta keterangan saksi mata yang melihat kejadian.

"Kami sedang cari saksi plat mobilnya berapa. Masih mengumpulkan saksi yang melihat itu," katanya.

Argo menambahkan polisi berkoordinasi dengan TNI untuk menyelidiki kasus tersebut. Kasus tabrak lari terjadi tak lama setelah terjadi kasus penusukan yang dilakukan peserta sahur on the road terhadap anggota TNI pada Sabtu (18/6/2017), sekitar jam 23.47 WIB.

"Ya pasti kami akan koordinasi dengan POM (Polisi Militer) ya," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI