Suara.com - Yusril Izha Mahendra menerima permintaan pimpinan Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab untuk mengadakan rekonsiliasi dengan pemerintah guna menyelesaikan permasalahan yang menimpa Rizieq, ulama, dan aktivis yang sekarang sedang diproses secara hukum oleh kepolisian.
"Anda kan tahu, posisi saya berada di tengah, Insya Allah hubungan pribadi saya dengan para ulama atau muballigh dan tokoh-tokoh aktivis, begitu juga hubungan saya dengan tokoh-tokoh kunci baik di pemerintahan maupun di badan legislatif dan yudikatif sangatlah baik. Kini semuanya tergantung pemerintah. Saya siap mengajukan formula rekonsiliasi yang Insya Allah dapat diterima kedua pihak demi kesatuan dan persatuan bangsa," kata pakar hukum tata negara melalui pernyataan tertulis.
Mantan calon gubernur Jakarta menekankan pentingnya mengedepankan dialog serta langkah persuasif untuk kepentingan persatuan bangsa.
Yusril mengatakan jika selama ini sering berbeda pendapat dengan pemerintah, hal itu merupakan kewajaran dalam kehidupan berdemokrasi. Sebaliknya, kata dia, pemerintah saat ini sedang menghadapi tantangan besar dalam melanjutkan pembangunan bangsa dan negara. Untuk menyelesaikan tantangan tersebut, kata Yusril, pemerintah membutuhkan stabilitas sosial dan politik, keamanan yang kondusif serta dukungan dari seluruh komponen bangsa.
Yusril mengatakan mengenal baik Habib Rizieq dan para ulama serta aktivis yang sekarang ini sedang menghadapi berbagai permasalahan hukum di kepolisian.
"Kasus-kasusnya pada umumnya sedang berada di tahap penyelidikan dan penyidikan. Terhadap permasalahan ini, pemerintah seyogianya bersikap bijak dan mengedepankan dialog serta langkah persuasif, bukannya melakukan langkah penegakan hukum yang potensial menuai kontroversi terhadap mereka," kata Yusril.
Yusril kembali menekankan pentingnya menggunakan pendekatan dialogis untuk menyelesaikan berbagai persoalan.
Yusril mengatakan yakin Presiden Joko Widodo tidak mungkin mempunyai pikiran untuk mengkriminalkan ulama dan aktivis.
"Karena itu mispersepsi dalam penegakan hukum. Ini harus dicarikan jalan keluarnya," kata Yusril.
Yusril mengatakan tidak ingin ada salah satu pihak yang merasa berada di atas angin dan pihak lain merasa terusik harkat dan martabatnya.
"Hakikat rekonsiliasi adalah ukhuwwah dan persaudaraan. Tidak ada yang menang atau kalah, karena yang dikedepankan adalah kepentingan umat, bangsa dan negara yang kita cintai bersama," kata Yusril.
Yusril menekankan sangat baik jika pemerintah merespon positif gagasan rekonsiliasi ini .Apalagi, kata dia, sekarang berada di penghujung bulan suci Ramadan dan sebentar lagi akan memasuki bulan Syawal, di mana sesama umat saling maaf-memaafkan.