Gara-gara Larang SOTR, Djarot Di-Bully, Difitnah Tak Islami

Selasa, 20 Juni 2017 | 12:20 WIB
Gara-gara Larang SOTR, Djarot Di-Bully, Difitnah Tak Islami
Djarot Saiful Hidayat [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku di-bully dan dianggap tidak Islami gara-gara meminta warga jangan konvoi sahur on the road di jalanan.

"Gara-gara saya keras untuk melarang sahur on the road, saya juga di-bully, dianggap melarang sahur, dianggap tidak Islami, dianggap tidak sahur," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (20/6/2017).

Djarot menegaskan tidak punya maksud yang negatif dengan meminta warga jangan membagi-bagikan makanan sahur sambil konvoi di jalan raya.

"Yang saya larang itu adalah jangan dipotong, sahur on the road, terutama on the road-nya itu, sahur itu wajib, sunah, monggo, silakan sahur," kata Djarot.

Maksud Djarot baik. Dia ingin agar kegiatan sosial tersebut dilakukan di panti asuhan atau di masjid saja. Dengan demikian, pesertanya tidak rentan terpancing kasus kekerasan di jalan raya.

"Tetapi yang on the road ini itu lebih banyak mudharat-nya karena banyak diboncengi oleh geng-geng motor dan rawan untuk berbuat kriminal," kata Djarot.

Sudah banyak bukti kegiatan SOTR diwarnai dengan aksi kekerasan. Contoh pada dan Minggu (18/6/2017), dini hari, di Jakarta Pusat. Peserta SOTR terlibat bentrokan fisik dengan kelompok pemuda lain. Akibatnya, 13 orang mengalami luka karena terkena senjata tajam.

Dini hari tadi, Polda Metro Jaya juga menyita sedikitnya 30 senjata tajam dari empat kelompok pemuda yang menggelar SOTR di tempat.

"Terbukti toh meskipun tahun ini cenderung menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Siapa yang bisa menindak?, ya kepolisian," kata Djarot.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI