Suara.com - Mahasiswa asal Amerika Serikat, Otto Warmbier, yang sempat pulang ke negerinya dalam keadaan koma setelah ditahan di Korea Utara selama 17 bulan meninggal dunia. Otto menghembuskan napas terakhirnya setelah "perlakuan buruk yang panjang" yang dialaminya.
Keluarga Otto Warmbier, mengatakan lelaki 22 tahun itu meninggal dikelilingi oleh orang-orang terkasihnya setelah enam hari kembali ke Cincinnati, pada Senin (19/6) waktu setempat.
Seorang kerabat mengatakan, Otto meninggal setelah "perlakuan buruk yang panjang" yang dialaminya di Korea Utara di mana menurut media Korea Utara dia ditahan karena berusaha mencuri barang yang mengandung slogan propaganda.
Bereaksi terhadap kematian Otto, Donald Trump mencap Korea Utara sebagai "rezim brutal".
"Akan mudah pada saat seperti ini untuk fokus pada momen kehilangan ini, masa depan yang tidak akan dihabiskan dengan seorang pemuda yang hangat, menarik, brilian yang memiliki rasa ingin tahu tinggi dan antusiasme untuk hidup tidak mengenal batas," kata keluarga Otto dalam sebuah pernyataan.
"Tapi kami memilih untuk fokus pada waktu yang kami berikan bersama orang yang luar biasa ini. Anda bisa tahu dari pencurahan emosi dari komunitas yang dia sentuh Wyoming, Ohio dan University of Virginia, bahwa cinta untuk Otto melampaui keluarga dekatnya," sambung mereka.
"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para profesional hebat di University of Cincinnati Medical Center yang melakukan semua yang mereka bisa untuk Otto. Sayangnya, perlakuan buruk yang mengerikan yang diterima putra kami di tangan orang Korea Utara memastikan bahwa tidak ada hasil lain yang mungkin terjadi selain yang menyedihkan yang kita alami saat ini," ungkap keluarga mengucapkan terima kasih kepada pihak medis.
"Ketika Otto kembali ke Cincinnati pada 13 Juni, dia tidak dapat berbicara, tidak dapat melihat, dan tidak dapat bereaksi terhadap perintah lisan. Dia tampak sangat tidak nyaman, terlihat sedih. Meski kita tidak akan pernah mendengar suaranya lagi, dalam sehari wajahnya berubah-ubah, dia merasa damai. Dia ada di rumah, dan kami yakin bisa merasakannya," tandas pihak keluarga Otto.
Pekan lalu, Otto dilaporkan telah stabil. Namun, Direktur medis unit perawatan intensif neuroscience di University of Cincinnati Medical Center, Dr. Daniel Kanter, mengatakan Otto tidak bisa berbicara.
"Tidak menunjukkan tanda-tanda bahasa pemahaman, menanggapi perintah lisan atau kesadaran sekitarnya. Dia belum berbicara. Dia tidak bisa bergerak atau menunjukkan perilaku yang mengerti pada lawan bicaranya," kata Dr. Daniel Kanter dalam sebuah konferensi pers.
Sekadar diketahui, Otto sempat dibebaskan dari penjara di Korea Utara, namun orangtuanya mengatakan bahwa putranya dalam keadaan koma selama setahun.
Otto Warmbier merupakan seorang mahasiswa jurusan ekonomi dari University of Virginia. Lelaki yang berasal dari Cincinnati, Ohio itu berada di Korea Utara sebagai seorang wisatawan dengan rombongan Young Pioneer Tours saat ditangkap pada 2 Januari 2016.
Dalam sebuah konferensi pers yang diadakan sebulan sesudahnya, Otto tampak emosional dan berurai air mata saat mengaku terlah berusaha mengambil plang itu sebagai 'kado' bagi sebuah gereja AS.
Baca Juga: Korea Utara Diyakini Punya Rudal yang Bisa Capai New York
Dia mengatakan, "tujuan perbuatan saya ialah untuk merusak motivasi dan etos kerja rakyat Korea," ujarnya.
Beberapa tahanan asing di Korea Utara sebelumnya mengatakan bahwa mereka mendapat tekanan. (Mirror)