Suara.com - Di tengah bangunan yang hancur akibat pertempuran sengit, mahasiswa Universitas Mosul akhirnya bisa menjalankan ujian semester. Ujian ini sempat tertunda selama 3 tahun karena akses pendidikan terputus karena perang.
Selama 3 tahun itu, mahasiwa dan tentara relawan bekerja untuk membersihkan reruntuhan dan memperbaiki kerusakan yang ditinggalkan oleh pertempuran sengit antara pasukan Irak dan ISIS.
"Fakta bahwa saya di sini bersama teman-teman saya hari ini menunjukkan tekad dan keinginan kita untuk melawan," kata salah satu mahasiswa, Ahmad Chehab Ahmad yang berusia 23 tahun.
Sekitar 40.000 mahasiswa belajar di universitas tersebut, salah satu yang terbesar di Irak, ketika IS merebut kota tersebut dalam sebuah serangan di 2014.
Baca Juga: Longsor Picu Krisis Air Bersih di Halmahera Barat
"Kurang dari sebulan setelah kami bebas perang, saya kembali ke kelas," kata Sanaa Nafih, beberapa menit sebelum mengikuti ujian bahasa Inggrisnya.
"Saya merasa baik, terlepas dari semua kehancuran yang saya lihat," kata mahasiswi lainnya.
Ujian itu berlangsung ketat. Pengawal bersenjata berat memeriksa kartu identitas dan berjaga di pintu masuk kampus.
Sementara, sebagian universitas terus beroperasi di bawah kendali ISIS. Kebanyakan universitas itu melayani keluarga anggora ISIS. (AFP)