Ketika sang ayah belum dipenjara, setiap hari ada saja tentara ISIS yang bertandang ke rumah dan tanpa ba-bi-bu mengatakan ingin menjadikan dirinya istri.
“Umur pernikahan tentara ISIS rata-rata hanya dua bulan atau bahkan dua minggu. Setelahnya mereka bercerai dan mencari istri baru. Mereka datang ke rumah dan meminta kepada ayah agar bisa mengambilku,” ungkapnya.
Saudara lelakinya, juga sebelum dipenjara, kerapkali dihujani pertanyaan dari tentara ISIS: ”apakah kau punya suadara perempuan yang bisa kuperistri?”
"Benar, mereka (ISIS) setiap hari hanya membicarakan soal perempuan, perempuan, perempuan,” tukas Nur.
Baca Juga: Orang Rela Antre Demi Uang Receh Lebaran, Ini Tipsnya!
Penderitaan Nur di tanah yang dijanjikan khalifah akhirnya berakir ketika tentara Suriah menggempur Raqa.
Ia bersama ribuan warga Raqa lainnya mengungsi di kamp Ain Issa. Kekinian, nasibnya juga belum jelas.