Suara.com - Direktur Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Badan Reserse Kriminal Polri Brigadir Jenderal Agung Satya mengatakan tersangka pembuat uang palsu bernama Muhammad Amin hendak memanfaatkan momentum Lebaran untuk mencari keuntungan. Tapi, residivis asal Lampung Selatan ini keburu dibekuk polisi pada Selasa (14/6/2017).
"Ini mau menjelang lebaran, kebutuhan uang tinggi, dan mereka memperhatikan itu, sehingga mereka mau mengedarkannya ke Jakarta," kata Agung di gedung Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (16/6/2017).
Selain menangkap Amin, polisi berhasil menyita barang bukti berupa uang pecahan Rp50 ribu sebanyak 1.000 lembar yang baru mau diedarkan.
Setelah pengungkapan kasus ini, polisi mengingatkan masyarakat untuk teliti ketika bertransaksi.
"Ya, hati-hati saja, jangan lupa tiga D itu, dilihat, diraba, dan diterawang," kata Agung.
Direktur Pengelolaan Uang Bank Indonesia Decymus mengapresiasi kinerja polisi membekuk pembuat dan pengedar uang palsu. Dia berharap polisi menelusuri jaringan penjahat yang meresahkan publik tersebut.
"Kami sangat mengapresiasi kerja keras aparat kepolisian. Ini adalah rentetan prestasi dari sekian kalinya oleh kepolisian. Mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama bisa dikembangkan, barangkali ada yang jadi pengedar dan pemodal," katanya.
Decymus mengatakan selama ini Bank Indonesia sudah melakukan berbagai upaya untuk menangani uang palsu melalui sosialisasi.
"Kami melakukan tindakan preventif dan preemptif. Kalau dari sisi preventif, kami begitu gencar sosialisasi ke masyarakat baik itu melalui pertemuan dengan kelompok masyarakat, siaran radio, TV, sosialisasi kepada pelajar. Tujuannya kita mencoba untuk membentuk pertahanan awal di masyarakat sehingga bisa tahu, mana uang asli dan mana yang palsu," kata Decymus.
"Uang asli itu dicetak dengan tinta khusus, ada juga benang pengaman yang putus-putus itu, kalau digoyang-goyang, bentuknya berubah, kalau palsu dia tidak berubah. Ini kita mau ramadan, diharapkan gunakan uang kartal untuk transaksi kecil-kecil saja," Decymus menambahkan.