Aida Khairati sesekali mengeluarkan air mata ketika ditemui Suara.com di rumah Jalan Tebet Mas Indah, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (15/6/2017). Aida terkenang suami tercinta, Izhar (58), yang meninggal dunia ketika sedang salat Isya berjamaah dalam keadaan sujud di Masjid Al Ittihaad, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (13/6/2017).
"Nggak ada firasat saya, biasa-biasa saja, habis salat Maghrib berjamaah, di rumah kami makan bersama-sama, terus bapak berangkat ke masjid," kata Aida.
Izhar merupakan umat yang taat beragama. Dia hampir tak pernah melupakan salat Isya berjamaah.
Tapi, Aipda teringat tiga hari yang lalu, Izhar mengatakan ingin sekali meninggal dalam keadaan salat.
"Saya dapat kiriman WhatsApp grup keluarga, saya lihatin, almarhum bilang, semoga kita dapat seperti ini ya bun. Saya bilang mudah-mudahan ya. Tapi kata saya gimana cara dapatkan, semua orang belum bisa dapat kayak gitu. Almarhum bilang, yang penting kita sudah berusaha, yang penting kita istiqomah ibadah, mudah-mudahan kita dapat khusnul khotimah," kata Aida meniru perkataan Izhar.
Izhar yang merupakan bekerja sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah selalu berpesan kepada putri-putrinya untuk tak lupa menunaikan salat berjamaah.
"Kalau lagi ada di rumah dia salat berjamaah di masjid, kalau nggak kami jamaah di rumah nggak pernah salat sendiri-sendiri," kata adik mantan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.
Aida mengatakan ia dan Izhar selama ini selalu mengaji bersama usai salat Subuh berjamaah.
"Biasanya itu kami ngaji, bapak suka bahas-bahas Quran karena bapak kalau abis salat Subuh, kita ngaji dan membaca terjemahan. Kalau ada yang bagus biasanya kita langsung bahas," tutur dia.
Persiapan umroh
Aida dan Izhar tinggal di Bandung, Jawa Barat. Mereka datang ke Tebet sebagai bagian dari persiapan untuk berangkat umroh ke Tanah Suci.
"Kemarin rencananya berangkat Subuh, makanya kami dari Bandung ke Jakarta untuk berangkat sama-sama. Jadi Selasa sore kita ke sini dan rencana berangkat Rabu Subuh kemarin," tuturnya.
Rencana umroh di bulan suci sudah dipersiapkan sejak lama.
"Biasanya kami umroh di bulan biasa, karena kita pikir mumpung dikasih sehat, tenaga dan fisik, jadi kita niatkan berangkat umroh seharusnya Rabu kemarin bersama kakak dan saudara," kata dia.
Aida teringat sebelum berangkat ke masjid petang itu, Izhar menyempatkan diri untuk foto-foto dan bermain bersama cucu.
"Sebelum berangkat ke masjid masih foto-foto masih gendong gendong cucu, fotonya terakhir sama bapak masih pakai baju itu meninggalnya pakai baju ijo tosca. Bapak foto-foto setelah pulang salat Ashar di masjid, dia selfie-selfie. Pas di jalan dari Bandung almarhum juga di nonton video sama cucunya," katanya.
Izhar -- ayah dua orang anak -- dikenal penyayang dan humoris. Satu minggu yang lalu, kata Aida, suaminya memotong rambut Aida dan membelainya sepanjang perjalanan menuju Jakarta.
"Bapak sosok yang penyayang, terakhir bapak potong rambut saya makanya pas perjalanan Bandung dia pegang kepala saya dan dia pegang kepala saya dan bilang bagus kan (potongan rambutnya)," kata Aida.
Izhar merupakan pensiunan dari Badan Pertahanan Nasional. Kepada istri, Izhar selalu mengingatkan agar selalu siap sebelum azal menjemput.
"Pas waktu kita berdua di rumah, bapak ngomong sampai kapan ya kita berdua ,siapa yang duluan ya. Kata almarhum kita nggak tahu umur, yang penting kita siap kapanpun (menghadap Allah)," ungkap Aida.
Sampai pada malam itu, tiba-tiba Aida mendapat kabar.
"Bapak sudah nggak ada," ujar Aida sambil berlinang air mata.
"Nggak ada firasat saya, biasa-biasa saja, habis salat Maghrib berjamaah, di rumah kami makan bersama-sama, terus bapak berangkat ke masjid," kata Aida.
Izhar merupakan umat yang taat beragama. Dia hampir tak pernah melupakan salat Isya berjamaah.
Tapi, Aipda teringat tiga hari yang lalu, Izhar mengatakan ingin sekali meninggal dalam keadaan salat.
"Saya dapat kiriman WhatsApp grup keluarga, saya lihatin, almarhum bilang, semoga kita dapat seperti ini ya bun. Saya bilang mudah-mudahan ya. Tapi kata saya gimana cara dapatkan, semua orang belum bisa dapat kayak gitu. Almarhum bilang, yang penting kita sudah berusaha, yang penting kita istiqomah ibadah, mudah-mudahan kita dapat khusnul khotimah," kata Aida meniru perkataan Izhar.
Izhar yang merupakan bekerja sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah selalu berpesan kepada putri-putrinya untuk tak lupa menunaikan salat berjamaah.
"Kalau lagi ada di rumah dia salat berjamaah di masjid, kalau nggak kami jamaah di rumah nggak pernah salat sendiri-sendiri," kata adik mantan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.
Aida mengatakan ia dan Izhar selama ini selalu mengaji bersama usai salat Subuh berjamaah.
"Biasanya itu kami ngaji, bapak suka bahas-bahas Quran karena bapak kalau abis salat Subuh, kita ngaji dan membaca terjemahan. Kalau ada yang bagus biasanya kita langsung bahas," tutur dia.
Persiapan umroh
Aida dan Izhar tinggal di Bandung, Jawa Barat. Mereka datang ke Tebet sebagai bagian dari persiapan untuk berangkat umroh ke Tanah Suci.
"Kemarin rencananya berangkat Subuh, makanya kami dari Bandung ke Jakarta untuk berangkat sama-sama. Jadi Selasa sore kita ke sini dan rencana berangkat Rabu Subuh kemarin," tuturnya.
Rencana umroh di bulan suci sudah dipersiapkan sejak lama.
"Biasanya kami umroh di bulan biasa, karena kita pikir mumpung dikasih sehat, tenaga dan fisik, jadi kita niatkan berangkat umroh seharusnya Rabu kemarin bersama kakak dan saudara," kata dia.
Aida teringat sebelum berangkat ke masjid petang itu, Izhar menyempatkan diri untuk foto-foto dan bermain bersama cucu.
"Sebelum berangkat ke masjid masih foto-foto masih gendong gendong cucu, fotonya terakhir sama bapak masih pakai baju itu meninggalnya pakai baju ijo tosca. Bapak foto-foto setelah pulang salat Ashar di masjid, dia selfie-selfie. Pas di jalan dari Bandung almarhum juga di nonton video sama cucunya," katanya.
Izhar -- ayah dua orang anak -- dikenal penyayang dan humoris. Satu minggu yang lalu, kata Aida, suaminya memotong rambut Aida dan membelainya sepanjang perjalanan menuju Jakarta.
"Bapak sosok yang penyayang, terakhir bapak potong rambut saya makanya pas perjalanan Bandung dia pegang kepala saya dan dia pegang kepala saya dan bilang bagus kan (potongan rambutnya)," kata Aida.
Izhar merupakan pensiunan dari Badan Pertahanan Nasional. Kepada istri, Izhar selalu mengingatkan agar selalu siap sebelum azal menjemput.
"Pas waktu kita berdua di rumah, bapak ngomong sampai kapan ya kita berdua ,siapa yang duluan ya. Kata almarhum kita nggak tahu umur, yang penting kita siap kapanpun (menghadap Allah)," ungkap Aida.
Sampai pada malam itu, tiba-tiba Aida mendapat kabar.
"Bapak sudah nggak ada," ujar Aida sambil berlinang air mata.