Gereja Anglikan Ini Gelar Buka Puasa Bersama Selama Ramadan

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 13 Juni 2017 | 16:58 WIB
Gereja Anglikan Ini Gelar Buka Puasa Bersama Selama Ramadan
Gereja Saint Paul, Beaconsfield, selatan Kota Perth, menggelar buka puasa bersama setiap hari Jumat selama Ramadan 2017. [abc.net.au]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Merayakan indahnya kehidupan dalam perbedaan, begitulah yang tampaknya ingin ditunjukkan jemaat Gereja Anglikan dan komunitas Islam di Kota Perth, Australia.

Jemaat Kristen Anglikan di wilayah tersebut secara rutin menggelar acara buka puasa bersama dengan komunitas muslim setempat setiap hari Jumat, selama bulan Ramadan 2017.

Seperti dilansir abc.net.au, buka puasa bersama tersebut digelar di Gereja Saint Paul, Beaconsfield, selatan Kota Perth.

Baca Juga: Pasar Kebayoran Lama Dilalap Si Jago Merah

Gereja tersebut sudah sejak lama akrab dengan komunitas Islam. Sebab, setidaknya sejak enam tahun lalu, gereja tersebut terbuka untuk umat Muslim yang akan menggelar salat Jumat.

Pemuka kedua agama menuturkan, merayakan perbedaan hidup dalam kedamaian adalah tujuan mereka meski dalam sejarahnya kerap terlibat perseteruan.

"Cara terbaik untuk membuat kemajuan peradaban ketika terdapat banyak kesalahpahaman adalah dengan berbagai roti, makanan,” tutur Imam Faizel.

Sementara pemimpin Gereja Pendeta Humphries menuturkan,  perbedaan keyakinan tidak bisa menjadi alasan untuk perseteruan apalagi pertumpahan darah.

"Di dalam diri setiap orang pasti ada sesuatu di mana kita saling berbagi kesamaan, kita semua merupakan bagian dari satu kisah yang sama. Semua kitab-kitab kuno, wayhu Kristus, menuju ke arah kesatuan manusia,” kata Pendeta Humphries.

Baca Juga: Putin: Al Qaeda, Osama dan Semua Teroris Produk Amerika Serikat

Aisha Novakovich, seorang muslim, menuturkan dirinya gembira dengan persatuan antarumat beragama tersebut.

"Saya pikir mereka menunjukkan kepada kita semua, dan seluruh dunia, apa sesungguhnya yang dapat dicapai dua orang ketika mereka memiliki kepemimpinan dan visi," tutur Aisha.

Sementara Nelson Gardiner, jemaat gereja, menuturkan kesatuan antarumat beragama diperlukan untuk melawan beragam persoalan radikalisasi di dunia.

“Kita semua sejatinya adalah manusia, tak peduli apa agama, pemujaan, atau kepercayaan seseorang,” tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI