Suara.com - Direktur Utama PT. Transportasi Jakarta Budi Kaliwono tengah mempelajari tuntutan pegawai yang sempat melakukan aksi unjuk rasa pada Senin (12/6/2017) kemarin. Dalam aksinya, salah satu yang disuarakan pegawai TJ adalah meminta pengangkatan status dari karyawan kontrak menjadi tetap.
"Jadi yang mereka tangkap itu berbeda dengan policy. Tapi kita sudah selesaikan. Ada satu yang mereka minta secara tertulis untuk memperhatikan status kerja, status kepegawaian dari status kontrak selama ini yang di operasional," ujar Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (13/6/2017).
Budi mengatakan upaya pengangkatan karyawan Transjakarata sudah ada sejak lama. Tapi, hingga saat ini antara pemerintah dan PT. Transjakarta​ masih mencari solusi dan prosedur yang akan dijadikan acuan tetap untuk mengangkat pegawai.
Pegawai Transjakarta, kata Budi, banyak pindahan dari manajemen lama tahun 2004 atau masih Unit Pelaksana Teknis (UPT).
Baca Juga: Djarot Tak Membela Pegawai Transjakarta yang Mogok
"Jadi banyak karyawan yang sudah bekerja di kita itu secara total 13 tahun. Cuma kan PT. Transjakarta sendiri berdirinya 2014, tapi handle operasional baru 2015. Kami juga perlu data yang akurat, yang benar kan supaya kami nggak salah karena kan biar gimana pun Transjakarta pakai dana APBD," kata Budi.
Selain itu Budi mengatakan ada pegawai yang khawatir tidak diperpanjang kontraknya setelah usia diatas 35 tahun, serta ada dari mereka yang menuntut tetap bisa dipekerjakan walaupun suami-istri bekerja di satu perusahaan​.
"Sebetulnya manajemen itu sudah keluarkam surat dari Januari 2016 bahwa untuk yang sudah tercatat sebagai karyawan, mereka boleh bekerja selama suami istri. Jadi ini salah paham yang saya juga nggak ngerti kenapa bisa tiba-tiba muncul begini. Jadi kita udah luruskan semua," jelas Budi.
Ia memastikan pegawai yang usianya di atas 35 tahun akan dipindahkan ke dalam. Mereka tidak akan ditempatkan di lapangan sebagai petugas penjaga jalur.
"Tapi kami udah pikirkan beberapa dari harapan mereka ya masuk akal," katanya.
Baca Juga: Djarot Minta Cari Tahu Siapa Provokator Mogok Awak Transjakarta
Untuk diketahui, pegawai yang kemarin melakukan aksi mengancam akan kembali demo pada Rabu (14/6/2017) besok, apabila tuntutan mereka tidak dipenuhi oleh pihak manajemen. Budi berharap hal tersebut tidak lagi terulang, karena dapat merugikan pelanggan Transjakarta.
"Saya nggak berharap demikian. Jangan ada demo-demoan apalagi kalau sampai mengganggu layanan. Jadi aspirasi bisa diterima, harapan kami dengar, tapi tidak boleh ada satu kegiatan yang kontra dengan pelayanan. Ini supaya tahu, kita nggak akan toleran," kata Budi.
Budi belum tahu sanksi apa yang akan dijatuhkan manajemen untuk pegawai yang melakukan aksi kemarin. Saat ini dia tengah mengecek kebenaran apakah benar ada penumpang yang diturunkan oleh petugas kemarin.
"Jadi armada itu macet, yang di belakang ini kan nggak bisa maju, akhirnya ada beberapa pelanggan diarahkan untuk turun karena nggak bisa maju busnya. Kalau itu kan berarti ada satu yang lain, tapi ada juga yang laporan dari pelanggan diperintahkan buat turun. Nah ini yang kita lagi lacak semua," ujarnya.
Ia memastikan tidak ada bus yang rusak saat aksi kemarin. Tapi, dengan aksi tersebut pelanggan TJ turun sekitar 30.000.
"Kan kemarin itu sempat stuck itu kira-kira menjelang pukul 11.00 WIB, tapi pukul 12.00 WIB lewat, hampir pukul 13.00 itu kami sudah beroperasi kembali, dan pukul 14.00 WIB normal semua," katanya.