Presiden Palestina Minta Israel Kurangi Pasokan Listrik ke Gaza

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 13 Juni 2017 | 15:09 WIB
Presiden Palestina Minta Israel Kurangi Pasokan Listrik ke Gaza
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas. [Reuters/Issam Rimawi/Pool/file]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Israel memenuhi permintaan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk mengurangi jumlah pasokan listrik ke Jalur Gaza.

Permintaan Presiden Abbas tersebut, ditujukan untuk menekan kelompok Hamas, faksi yang sejak Januari 2006 menguasai Jalur Gaza dan berseberangan dengan kelompok-kelompok perjuangan lain Palestina.

Selama ini, seperti dilansir Sydney Morning Herald, Selasa (13/6/2017), Israel memasok listrik di Jalur Gaza  selama empat jam sehari.

Baca Juga: Geger, Ada Laman Porno Tercetak di Bahan Rapat Anggota DPR

Dengan adanya permintaan Presiden Abbas, maka Israel memutuskan mengurangi 45 menit pasokan listrik ke wilayah tersebut.

Karenanya, setelah Israel mengurangi pasokan listrik, warga Gaza hanya bisa menikmati listrik sekitar 3 jam 15 menit per hari.

Pengurangan pasokan listrik tersebut berdampak luas terhadap kehidupan 2 juta warga Gaza. Sebab, itu berarti warga tak bisa menyimpan pasokan makanan di lemari pendingin.

Rumah-rumah sakit juga terpaksa mengurangi jam operasional bagi pasien. Selain itu, pengurangan pasokan listrik juga bakal memengaruhi jalur komunikasi antarwarga.

Dikabulkannya permintaan Presiden Palestina oleh pemerintah Israel tersebut mendapat kecaman  dari Hamas.

Baca Juga: Tersingkir di Babak Pertama, Ini Alasan Praveen/Debby

Bahkan, dalam pernyataan resminya, Hamas mengancam akan melakukan aksi-aksi kekerasan baru terhadap Israel di Gaza.

”Ini adalah keputusan salah. Ini akan memicu aksi-aksi kekerasan baru,” demikian petikan pernyataan resmi Hamas.

Pemerintah Palestina yang dikuasai kelompok Fatah melancarkan politik isolasi bagi Gaza untuk menekan Hamas. Sebab, Hamas kerapkali melakukan aksi-aksi tak terkoordinasi sehingga justru merugikan perjuangan rakyat Palestina.

 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI