Suara.com - Israel memenuhi permintaan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk mengurangi jumlah pasokan listrik ke Jalur Gaza.
Permintaan Presiden Abbas tersebut, ditujukan untuk menekan kelompok Hamas, faksi yang sejak Januari 2006 menguasai Jalur Gaza dan berseberangan dengan kelompok-kelompok perjuangan lain Palestina.
Selama ini, seperti dilansir Sydney Morning Herald, Selasa (13/6/2017), Israel memasok listrik di Jalur Gaza selama empat jam sehari.
Baca Juga: Geger, Ada Laman Porno Tercetak di Bahan Rapat Anggota DPR
Dengan adanya permintaan Presiden Abbas, maka Israel memutuskan mengurangi 45 menit pasokan listrik ke wilayah tersebut.
Karenanya, setelah Israel mengurangi pasokan listrik, warga Gaza hanya bisa menikmati listrik sekitar 3 jam 15 menit per hari.
Pengurangan pasokan listrik tersebut berdampak luas terhadap kehidupan 2 juta warga Gaza. Sebab, itu berarti warga tak bisa menyimpan pasokan makanan di lemari pendingin.
Rumah-rumah sakit juga terpaksa mengurangi jam operasional bagi pasien. Selain itu, pengurangan pasokan listrik juga bakal memengaruhi jalur komunikasi antarwarga.
Dikabulkannya permintaan Presiden Palestina oleh pemerintah Israel tersebut mendapat kecaman dari Hamas.
Baca Juga: Tersingkir di Babak Pertama, Ini Alasan Praveen/Debby
Bahkan, dalam pernyataan resminya, Hamas mengancam akan melakukan aksi-aksi kekerasan baru terhadap Israel di Gaza.