"Melalui referendum itu, rakyat harus memilih dua opsi, apakah ingin Catalonia menjadi negara republik yang merdeka atau tetap bersama Spanyol," ungkap Carles seperti dilansir AFP, Jumat (9/6/2017).
Ia memastikan, kalau mayoritas rakyat Catalan memilih “Ya” dalam referendum tersebut, upaya memisahkan diri dari Spanyol akan dilakukan secepat-cepatnya.
Tapi, pemerintah Spanyol menentang rencana referendum untuk menentukan nasib sendiri tersebut. Bahkan, Mahkamah Konstitusi Spanyol sudah menyatakan referendum tersebut ilegal.
Merujuk hal itu, Juru Bicara Pemerintah Spanyol Inigo Mendez de Vigo menegaskan, pemerintah kota Catalonia akan menghadapi tuntutan hukum kalau benar-benar jadi menggelar referendum.
Baca Juga: Iran Tembak Mati Dalang Teror Parlemen dan Makam Imam Khomeini
"Referendum itu sama saja pemerintah otoritas Catalonia memaksa rakyatnya sendiri melanggar hukum, " ancam Inigo.
Untuk diketahui, Catalonia—markas klub raksasa sepak bola Spanyol, Barcelona—sudah sejak lama berupaya memisahkan diri dari Spanyol.
Catalonia pernah menggelar pemilihan umum tak mengingat pada tahun 2014. Melalui pemilu kala itu, sebanyak 80 persen warga menyatakan mendukung kemerdekaan.
Namun, hasil referrendum sebagai alasan untuk mengajukan kemerdekaan itu ditolak pemerintah Spanyol.
Baca Juga: Rakyat Tunisia Demonstrasi Tuntut Hak Tidak Puasa Ramadan