Bulan Ramadan adalah bulan di mana Allah SWT menurunkan Al- Quran kepada Rasulullah SAW sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan dalam acara puncak Peringatan Nuzulul Quran 1438 H Tingkat Nasional di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (12/6/2017).
"Al-Quran menjadi rahmat bukan saja untuk bangsa Arab tetapi untuk seluruh umat manusia," ujar Presiden Joko Widodo.
Oleh sebab itu, peringatan Nuzulul Quran menjadi pengingat bagi pemerintah untuk menjadikan Al-Quran sebagai pedoman dalam menjalankan tugas negara. Mengingat di dalam Al-Quran terkandung nilai universalitas yang digunakan Rasulullah untuk mentransformasikan bangsa Arab menjadi bangsa yang beradab dan maju.
Baca Juga: Deklarasi PKPI Dukung Jokowi di 2019
“Dengan meneladani Rasulullah dalam membangun bangsa dan negara Indonesia, dalam mengejar kemajuan dan kesejahteraan rakyat, kita harus bersandar pada tuntutan universalitas Al-Quran,” ucap Presiden.
Presiden juga mengingatkan bahwa kita akan termasuk golongan pendusta agama apabila membentak anak yatim, tidak peduli dengan orang miskin dan berbuat kerusakan di muka bumi.
“Karena itu, pemerintah terus fokus untuk meningkatkan ekonomi yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat, memberantas radikalisme, terorisme, dan menggebuk komunisme,” ungkapnya.
Al-Quran juga mengajarkan kita untuk bersikap ta’awun, saling bekerja sama dan tolong-menolong dalam semua aspek kehidupan kita sehari-hari.
“Al-Quran juga mengajarkan kita untuk bekerja keras, mengubah nasib kita, nasib bangsa Indonesia,” kata Presiden.
Baca Juga: Peringati Nuzulul Quran, Jokowi Ingatkan Dua Hal Penting Ini
Lebih lanjut, Presiden menyatakan bahwa saat ini pemerintah telah mengeluarkan sejumlah kebijakan yang memudahkan masyarakat. Di antaranya Kebijakan Pemerataan Ekonomi melalui pembagian aset bagi umat untuk memiliki lahan, mendapatkan kemudahan akses permodalan, dan membangun pendidikan vokasi yang masif.
"Pemerintah terus bekerja keras membangun infrastruktur, konektivitas di seluruh Tanah Air agar biaya logistik bisa turun, biaya transportasi bisa turun, perbedaan harga antar wilayah tidak terlalu jauh, artinya merata,” ujar Presiden.
Selain itu, pemerintah juga sedang menyusun rencana untuk memperkuat pengembangan ekonomi umat melalui pengembangan Lembaga Keuangan Syariah yang dikelola berdasarkan sistem wakaf.
“Tapi ini masih dalam proses untuk kita selesaikan,” tutur Presiden.
Melalui panduan Al-Quran pula rakyat Indonesia perlu memahami kodrat bangsa Indonesia untuk hidup dalam kebinekaan. Sebab, keberagaman suku, agama, ras, dan golongan yang ada di Indonesia merupakan anugerah Allah SWT.
“Dan kita wajib merawat apa yang sudah menjadi anugerah Allah SWT, kita wajib merawat Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Presiden.
Senada dengan hal tersebut, Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin turut mengajak masyarakat Indonesia untuk meneladani sifat Rasulullah sebagai penebar rahmat. Hal ini sesuai dengan ajaran agama Islam yang rahmatan lil alamin.
"Ini esensi Islam, Rasulullah hadir di muka bumi ini agar rahmat bisa hadir di tengah-tengah kita semua. Dan kita dituntut untuk melakukan semaksimal mungkin," ujar Lukman.
Sebelum menghadiri Peringatan Nuzulul Quran 1438 H Tingkat Nasional, Presiden Joko Widodo melaksanakan buka puasa bersama dengan ratusan anak yatim, tokoh ulama, serta qori dan qoriah tingkat nasional dan internasional di Istana Negara. Selepas salat Magrib dan santap malam, Presiden bersama qori dan qoriah tingkat internasional dan nasional, anak yatim, difabel, perwakilan pondok pesantren, serta pengurus masjid berjalan kaki menuju Masjid Baiturrahim.
Saat berjalan kaki, di sisi kiri dan kanan Presiden serta rombongan dinyalakan puluhan obor yang semakin menyemarakkan suasana. Setibanya di masjid, Presiden kemudian melaksanakan ibadah salat Isya dan Tarawih berjemaah.