Peringati Nuzulul Quran, Jokowi Ingatkan Dua Hal Penting Ini

Senin, 12 Juni 2017 | 22:30 WIB
Peringati Nuzulul Quran, Jokowi Ingatkan Dua Hal Penting Ini
Presiden Jokowi di peringatan nuzulul quran (Suara.com/Erick Tanjung)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, dalam memperingati Nuzulul Quran umat Muslim hendaknya mengingat dua hal penting.

Pertama, mengingatkan untuk lebih bersemangat beribadah, khusyuk dalam bertadarus, tahajud, beri'tikaf di masjid serta mempertebal kesalehan sosial.

Kedua, mengingat tindakan Rasulullah Nabi Muhammad SAW yang memakai nilai-nilai universalitas Alquran untuk mentransformasikan bangsa Arab menjadi bangsa yang beradab, dan bangsa yang maju.

"Alquran menjadi rahmat bukan saja untuk bangsa Arab, tetapi untuk seluruh umat manusia di dunia ini. Oleh sebab itu, dengan meneladani Rasulullah dalam membangun bangsa dan negara kita Indonesia, dalam mengejar kemajuan dan kesejahteraan rakyat kita. Kita harus bersandar pada tuntutan universalitas Alquran," kata Jokowi dalam pidato peringatan puncak Nuzul Quran 1438 H di Istana Negara, Jakarta, Senin (12/6/2017).

Jokowi mengingatkan, salah satu perilaku Rasulullah yang diikuti adalah menyayangi anak yatim piatu. Barang siapa yang membentak anak yatim, dia masuk golongan pendusta agama.

"Kita termasuk golongan pendusta agama apabila tidak peduli pada saudara-saudara kita fakir miskin, dan berbuat kerusakan di muka bumi ini. Karena itu, pemerintah terus fokus untuk meningkatkan ekonomi yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat, memerangi kemiskinan, memberantas radikalisme, memberantas terorisme, dan menggebuk komunisme," papar dia.

Menurutnya, Alquran mengajarkan untuk bersikap ta'awun, saling bekerjasama dan saling tolong menolong dalam semua aspek kehidupan sehari-hari. Selain itu, Alquran juga mengajarkan untuk bekerja keras, dan mengubah nasib bangsa Indonesia.

Maka itu, lanjut dia, pemerintah terus bekerja keras membangun infrastruktur, membangun hubungan konektivitas di seluruh Tanah Air. Agar biaya logistik turun, agar biaya transportasi bisa turun, dan agar perbedaan harga antarwilayah tidak terlalu jauh, sehingga kesenjangan bisa berkurang dan terwujud pemerataan.

"Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan pemerataan ekonomi melalui pembagian aset bagi umat agar mempunyai lahan dan kemudahan akses permodalan," imbuhnya.

Lebih lanjut, mantan gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan, pemerintah juga sedang menyusun rencana memperkuat pengembangan ekonomi umat melalui pengembangan lembaga keuangan syariah yang dikelola berdasarkan sistem wakaf, namun masih dalam proses.

"Dengan panduan Alquran, kita perlu memahami bahwa sudah  menjadi kodrat bangsa kita Indonesia untuk hidup dalam kebhinekaan.‎ Sebab, keberagaman suku, kita memilik 714 suku, keberagaman agama, di negara kita ada Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu. Keberagaam ras, kita memiliki banyak ras dan keberagaman golongan. Ini merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada kita, dan kita  wajib merawatnya," ungkap dia.

"Semoga Allah SWT meridhoi ibadah dan kerja keras kita semuanya dalam menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, bangsa yang damai, bangsa yang bersatu dan bangsa yang bisa mewujudkan keadilan sosial di seluruh Nusantara. Ya Allah hanya kepadamu kami menyembah dan hanya kepadamu kami meminta pertolongan," tandasnya.

Baca Juga: Anak-anak Yatim Piatu Gembira Jalan Kaki ke Masjid Bareng Jokowi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI