Suara.com - Bagi pelajar di Indonesia, ukuran keberhasilan studi biasanya merujuk pada nilai-nilai hasil ujian. Celakanya, pesimisme akan merudung si pelajar jika nilai hasil ujian yang didapatnya terbilang buruk.
Tak hanya pelajar, pihak sekolah maupun orangtua biasanya juga akan ikut-ikutan pesimistis. Khawatir terhadap nasib si pelajar akan buruk di masa depan. Sebabnya itu tadi, deretan angka hasil ujian menjadi satu-satunya parameter.
Namun, premis itu setidaknya tidak berlaku untuk Suwarsana MPd, Kepala Sekolah Dasar Mutiara Persada, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Suwarsana justru menilai nilai-nilai yang didapat siswanya dalam ujian tak menjadi ukuran suatu keberhasilan si anak didik dalam studi, maupun satu-satunya bekal terbaik untuk masa depan.
Baca Juga: Jamur Berusia 115 Juta Tahun Ditemukan di Brazil
Ia justru mengatakan talenta setiap belajar berbeda-beda, sehingga tak menutup kemungkinan ada nilai satu pelajaran yang buruk dan lainnya baik.
Suwarsana menuangkan pendapatnya mengenai hal tersebut dalam secarik surat, yang ia berikan kepada setiap wali murid. Itu agar setiap orangtua anak didiknya juga memahami arti pendidikan.
Berikut isi surat sang kepala sekolah:
Dengan hormat,
Bersyukur melalui surat ini kami menjumpai Bpk/Ibu/Sdr, Orang tua/wali terbaik yang terus mendukung putra/putri meraih prestasi, bersinergi bersama kami di Mutiara Persada.
Baca Juga: Trump 'Sebut' Qatar Dukung Terorisme
Bersama surat ini kami sampaikan bahwa Ujian anak Anda telah selesai. Saya tahu Anda cemas dan berharap anak Anda berhasil dalam ujiannya.
Tapi, mohon diingat, di tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman, yang tidak perlu mengerti Matematika.
Ada calon pengusaha, yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra.
Ada calon musisi, yang nilai Kimia-nya tidak akan berarti.
Ada calon olahragawan, yang lebih mementingkan fisik daripada Fisika...di sekolah.
Ada calon Photografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini.
Sekiranya anak Anda lulus menjadi yang teratas, hebat! Tapi bila tidak, mohon jangan rampas rasa percaya diri dan harga diri mereka.
Katakan saja: "tidak apa-apa, itu hanya sekedar ujian." Anak-anak itu diciptakan untuk sesuatu yang lebih besar lagi dalam hidup ini.
Katakan pada mereka, tidak penting berapa pun nilai ujian mereka, Anda mencintai mereka dan tak akan menghakimi mereka.
Lakukanlah ini, dan di saat itu, lihatlah anak Anda menaklukkan dunia. Sebuah ujian atau nilai rendah takkan mencabut impian dan bakat mereka.
Dan mohon, berhentilah berpikir bahwa hanya dokter dan insinyur yang bahagia di dunia ini.
Semoga surat ini bermanfaat dan dapat menyadarkan kita tentang sudut pandang terhadap anak-anak kita. Amin. Mohon maaf apabila kurang berkenan.