Warga Indonesia Ramai-ramai Jadi Orangtua Asuh Bocah Palestina

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 09 Juni 2017 | 11:05 WIB
Warga Indonesia Ramai-ramai Jadi Orangtua Asuh Bocah Palestina
Mohammed, bocah Palestina, tengah bermain didepan rumah keluarganya di Kamp Pengungsian Shati, Gaza, 30 Januari 2014. [MOHAMMED ABED/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 320 anak Palestina mendapatkan orangtua asuh dari Indonesia melalui program SOSUYIT (Saya Orang Tua Asuh Yatim Palestina) yang digagas oleh seorang warga Indonesia, Abdillah Onim.

Hal tersebut diungkapkan Kuasa Usaha ad Interim KBRI Amman, Nico Adam, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (9/6/2017).

Dia mengatakan, Abdillah Onim yang akrab disapa dengan "Bang Onim" dan telah bermukim di Gaza sejak 2008 memediasi bantuan masyarakat Muslim Indonesia bagi anak-anak Palestina untuk melanjutkan pendidikan mereka.

Menurut Nico, program santunan dari dermawan muslim Indonesia untuk anak yatim Palestina ini adalah yang kali pertama diselenggarakan di Gaza.

Baca Juga: Kalau Susi Ikut Pilkada Jabar, Elite Politik Bisa Kelabakan

"Tidak lebih sebulan dari peluncuran program ini, telah terdaftar ratusan warga Indonesia yang bersedia menjadi orang tua asuh bagi anak-anak Palestina. Bahkan, ada diantara mereka yang bersedia menyantuni empat hingga lima anak yatim," jelas Nico.

Pada akhirnya, ada 320 anak yatim Palestina yang berhak mendapatkan bantuan pendidikan. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak yang kehilangan ayah akibat agresi Israel.

Nico menegaskan bahwa perang dan blokade berkepanjangan di Jalur Gaza menyebabkan jumlah anak yatim terus meningkat.

"Berbagai dukungan dan perhatian tentu saja sangat berarti bagi anak-anak yatim Palestina," katanya.

Baca Juga: Tak Mau Hening Cipta untuk Korban Teroris, Arab Saudi Minta Maaf

Gaza adalah sebuah wilayah yang hanya memiliki luas 367 kilometer persegi, namun dihuni oleh dua juta jiwa. Tidak kurang dari 1,5 Juta diantaranya hidup di bawah garis kemiskinan.

"Banyak dari mereka tidak memiliki pekerjaan akibat blokade Israel yang telah berlangsung lebih dari satu dekade," ujar Nico.

Sementara itu, Bang Onim menjelaskan bahwa program ini adalah upaya membantu dan mengayomi anak yatim yang kehilangan ayah dan anggota keluarga lainnya yang seharusnya menanggung hidup mereka.

Ia menegaskan, rakyat Indonesia akan terus berpartisipasi dalam program dan kegiatan kemanusiaan seperti ini dengan mengumpulkan anak asuh dari seluruh wilayah di Jalur Gaza.

Menyantuni anak yatim merupakan amal penawar bagi penyakit hati dan jiwa, melunakkan hati yang keras, menyucikan harta seorang muslim, dan membuka pintu-pintu kebaikan bagi masyarakat, jelas Bang Onim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI