Suara.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo rapat dengan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) untuk merevitalisasi Keraton Kasunanan Surakarta. Rapat itu berlangsung di kantor Wantimpres, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Kamis (8/6/2017).
"Membahas percepatan pembangunan maupun pengelolaan Keraton Solo yang kemarin sudah ada rekonsiliasi, dan juga sudah ada tim dari pusat untuk asistensi. Nah sekarang arahan presiden ​untuk mempercepat supaya Keraton Solo segera ditata, dikelola dengan baik sebagai aset negara. Wuri wuri budaya Keraton Solo dan juga menjadi daerah wisata," kata Tjahjo usai rapat di kantor Wantimpres kepada wartawan.
Sementara itu, untuk menangani persoalan Keraton Solo tersebut, Presiden Jokowi mengerahkan pemerintah pusat untuk melakukan asistensi.
Tim asistensi itu, terdiri dari Wantimpres, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pariwisata, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUR), Gubernur Jawa Tengah dan Wali Kota Solo.
Baca Juga: Bongko Mento, Kudapan Gurih Favorit Keraton Jepara
"Tadi bersama bapak Subagyo Wantimpres kita rapat, ada dari sisi Mendagri. Dari sisi Menteri PUPR yang akan membangun, bapak Menteri Pariwisata untuk tujuan wisatanya, yang intinya mempercepat (pembangunan). Kemudian tahun ini bisa selesai dengan baik sebagaimana arahan bapak Presiden kepada saya, Mendiknas, Menteri PUPR, Gubernur Jateng dan Wali Kota Solo," ujar dia.
Menurut dia, untuk persoalan kebudayaan, struktural Keraton Solo di selesaikan secara internal mereka sendiri. Sedangkan pemerintah membantu untuk mengamankan aset-asetnya sebagai peninggalan sejarah yang dapat menjadi tujuan wisata yang dikelola lebih baik.
"Sepenuhnya internalnya ditangani oleh Keraton. Pemerintah backup membantu untuk asetnya, untuk perencanaan pengamanan dan tujuan wisatanya," terang dia.
Sementara itu mengenai konflik internal keluarga Keraton Solo, Tjahjo mengklaim telah selesai dengan rekonsiliasi.
"Rekonsiliasi sudah jalan tahun kemarin, kan tahun kemarin diselesaikan yang terjadi di dualisme. Konflik sidah selesai, tinggal penataan," tandas dia.
Baca Juga: Tradisi Cuci Kereta Keraton Yogyakarta