Suara.com - Ketua Majelis Dialog Peradaban dan Antar Keyakinan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Nasaruddin Umar mengatakan Indonesia negara paling aman dan nyaman di antara negara bependuduk mayoritas Islam lainnya untuk melaksanakan kegiatan ibadah terutama saat Ramadan.
Indonesia harus mempertahankan nilai keindonesiaanya hingga kapan pun, bahkan dia beranggapan, Islam akan selalu di cap agama teroris dan kekerasan oleh masyarakat internasional bila tidak ada Indonesia.
"Di negara lain mana ada perempuan yang berani pergi sholat terawih. Di sini ada yang datang jauh-jauh, bahkan tanpa muhrimnya. Kalau Anda sudah memiliki negara yang bagus dan ideal, jangan di acak-acak lagi," ujar Nasaruddin saat siaran pers di Jakarta, Kamis (8/6/2017).
Indonesia yang besar penduduk muslimnya ternyata dapat pararel dengan moderenisasi. Termasuk soal perekonomiannya yang tumbuh fantastis di antara negara-negara Islam lainnya.
Baca Juga: Polri: Intoleransi Adalah Akar Dari Terorisme
"Jadi kita tidak harus menyerupai diri menjadi orang Arab agar menjadi 'the best' muslim. Tetaplah menjadi orang Jawa, Bugis, Sumatera dan seterusnya. Tetapi pada waktu yang bersamaan bisa menjadi 'the best' muslim," kata Nasaruddin.
Nsaruddin juga menyarankan agar ICMI merumuskan konsep peradaban kebudayaan kepada dunia Internasional. Nasaruddin beranggapan, sudah saatnya membawa Indonesia menjadi kiblat peradaban Islam masa depan.
"Anggaplah Timur Tengah sudah selesai tugasnya melahirkan Islam, akan tetapi tugas selanjutnya untuk membina dan menampilkan Islam ke kancah Internasional sudah gilirannya Indonesia," kata Nasaruddin yang merupakan mantan wakil menteri agama. (Antara)