Iran Bantu Pasok Makanan untuk Qatar yang Diisolasi Arab Saudi Cs

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 07 Juni 2017 | 09:31 WIB
Iran Bantu Pasok Makanan untuk Qatar yang Diisolasi Arab Saudi Cs
Imam sekaligus Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Republik Islam Iran memastikan bakal mengekspor makanan ke Qatar, setelah negara yang disebut belakangan itu diisolasi oleh empat negara teluk: Bahrain, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.

Sebabnya, seperti dilansir kantor berita Iran, FARS, Qatar terancam krisis bahan pangan lantaran isolasi yang dilakukan empat negara jazirah Arab tersebut.

Akibat kekhawatiran tersebut, warga setempat melakukan pembelian panik yang akhirnya bisa mempercepat kosongnya stok bahan pangan.

“Kami akan mengekspor bahan makanan untuk rakyat Qatar melalui laut. Dengan begitu, pasokan pangan dari kami akan tiba di sana hanya dalam waktu 12 jam,” tutur ketua organisasi produk pertanian Iran, Reza Nourani.

Baca Juga: Foto Terbaru Ahok di Penjara Ini Bikin Sedih Pendukungnya

Reza menuturkan, Iran tak hanya membantu Qatar dalam pemenuhan pasokan bahan pangan, tapi juga untuk perundingan menghentikan politik isolasi.

“Kami meminta mereka yang mengisolasi Qatar untuk belajar dari sejarah. Ada pengalaman pahit di masa lalu akibat politik isolasi tersebut. Semua negara harus bisa menahan diri,” tuturnya.

Keempat negara tersebut memutuskan hubungan diplomatik dan menerapkan politik isolasi setelah kantor berita pemerintah Qatar memuat kritik Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Kritik sang Emir ditujukan kepada kebijakan isolasi AS terhadap Iran. Sheikh Tamim juga memuji Iran sebagai kekuatan Islam yang sejati karena melawan setiap penindasan.

Pernyataan Emir Qatar itu disebut tak disukai keempat negara yang merupakan sekutu utama AS di jazirah Arab. Apalagi, Iran dan Saudi terlibat “perang dingin” dalam memperebutkan pengaruh di Timur Tengah.

Baca Juga: VM Nekat Belanja Sambil Bugil karena Pacar Nikahi Teman Dekatnya?

Alasan resmi Saudi dan ketiga negara lainnya mengisolasi Qatar karena negara tersebut mendukung aksi teroris di sejumlah wilayah.

Namun, alasan itu diragukan oleh pengamat. Kantor berita Rusia Today,  melaporkan perselisihan kedua negara itu sebenarnya dimulai pada 1995 karena faktor persaingan bisnis dan ekonomi, tepatnya ketika Qatar berhasil memproduksi gas alam cair (LNG).

Qatar kekinian merupakan produsen LNG terbesar di dunia. Revolusi LNG menjadikan Qatar sebagai salah satu negara dengan pendapatan perkapita tertinggi di dunia.

Saudi menganggap kekuatan ekonomi Qatar sebagai ancaman di kawasan Teluk Arab. Dengan gas yang melimpah, Qatar bisa melepas diri dari dominasi Saudi.

"Qatar dulu merupakan negara pelayan Arab Saudi. Namun kekayaan gasnya berhasil menjadi otonom dan merdeka," kata pengamat energi dari Baker Institute, Jim Krane di Rice University di Texas.

Qatar juga cukup dekat dengan Iran-musuh bebuyutan Saudi. Apalagi, kedua negara itu memiliki ladang gas bersama.

Keretakan Qatar dan Saudi memuncak setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta Saudi dan negara-negara Timur Tengah mengisolasi Iran. Hal itu disampaikan Trump dalam kunjungannya ke Saudi bulan lalu.

Selain keempat negara yang sudah disebut, Yaman, Libya, dan Maladewa, belakangan juga turut memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI