Jenazah Pelaku Teror London Ditolak 130 Imam dan Pemuka Agama

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 07 Juni 2017 | 08:13 WIB
Jenazah Pelaku Teror London Ditolak 130 Imam dan Pemuka Agama
Khuram Shazad Butt (kiri) dan Rachid Redouane. [Metropolitan Police]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lebih dari 130 imam dan pemimpin agama di Inggris menolak memimpin doa dalam pemakaman penyerang teror Jembatan London.

Khuram Butt (27), Rachid Redouane (30) dan Youssef Zaghba (22), semuanya ditembak mati oleh polisi setelah membunuh tujuh orang dan melukai 48 lainnya.

Trio, mantan pekerja TFL, koki pastry dan pegawai restoran, menabrak pejalan kaki di Jembatan London pada Sabtu (3/6/2017) malam. Mereka kemudian keluar dari kendaraan dan menusuk seseorang di bar dan restoran secara acak di dekat Pasar Borough.

Perwakilan pemuka agama Islam dari berbagai aliran berkumpul untuk menolak menyolatkan jenazah, sebuah ritual yang biasanya dilakukan untuk setiap Muslim tanpa mempedulikan tindakan mereka. Para imam juga meminta orang lain untuk melakukan hal yang sama, sebagai langkah mengutuk aksi serangan tersebut.

Baca Juga: Ditangkap, Pelaku Ketiga Teror London

"Konsekuensinya, dan sehubungan dengan prinsip etika lainnya yang sangat penting bagi Islam, kita tidak akan melakukan solat jenazah untuk para pelaku dan kita juga mendesak sesama imam dan otoritas agama. Untuk menarik hak istimewa tersebut. Ini karena tindakan yang tidak dapat dipertahankan sama sekali bertentangan dengan ajaran agama Islam yang agung," ujar Dewan Muslim Inggirs dalam pernyataannya.

Seperti diketahui, Khuram Butt adalah mantan pekerja London Underground, yang diketahui baik oleh polisi maupun MI5. Dia juga pernah muncul dalam sebuah film dokumenter TV tentang jihad Inggris.

Rachid Redouane, dilaporkan melakukan perjalanan rahasia ke flat istrinya yang terasing untuk mengucapkan selamat tinggal terakhirnya kepada bayi perempuannya beberapa jam sebelum serangan tersebut terjadi.

Teroris ketiga, Youssef Zaghba, diberi nama hari ini oleh Polisi Met di tengah klaim bahwa dia telah ditahan tahun lalu saat mencoba mencapai Suriah melalui Turki.

Dalam pernyataannya, Dewan Muslim Inggris mengungkapkan keterkejutannya, sakit hati setelah pembunuhan tersebut.

Baca Juga: Uber Dituduh Naikkan Harga Saat Teror di London

"Kami, sebagai imam Muslim dan pemimpin agama, mengutuk serangan teror baru-baru ini di Manchester dan London dengan cara yang paling kuat," kata mereka.

Para Dewan Muslim Inggris juga menyampaikan, waktu melakukan aksi pun tidak dapat diterima, bahwa kekerasan yang kejam seperti itu dilakukan selama musim Ramadan, di mana umat Islam di seluruh dunia fokus pada pengabdian, doa, amal, dan budidaya karakter yang baik.

"Menunjukkan betapa benar-benar salah arah dan jauh para teroris berasal dari Iman kita dan penghinaan yang mereka pegang untuk nilai-nilainya. Kami berdoa untuk perdamaian dan persatuan, dan untuk semua korban teror baik di rumah maupun di seluruh dunia, yang menjadi sasaran, terlepas dari iman mereka," bebernya. [Mirror]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI