PKS Peringati HUT ke-74 Kemerdekaan RI pada 9 Ramadan

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 05 Juni 2017 | 08:34 WIB
PKS Peringati HUT ke-74 Kemerdekaan RI pada 9 Ramadan
Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini [Jazulijuwaini.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memunyai kebiasaan unik pada bulan Ramadan. Mereka biasa memeringati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 9 Ramadan.

Pasalnya—selain menggunakan kalender Masehi—PKS juga menggunakan kalender Hijriah untuk memperingati HUT kemerdekaan RI.

Pada Ramadan 2017, genap diperingati 74 tahun HUT kemerdekaan RI. PKS melakukan tasyakuran di kantornya, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu (4/6/2017).

Baca Juga: Kejarlah Daku Kau Kutangkap, Siapa Dalang Persekusi?

"Tanggal 9 Ramadhan di tahun 1945 adalah detik-detik persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ini membawa pesan bahwa bangsa ini lahir atau merdeka, pada bulan yang mulia, saat Proklamator dan pendiri bangsa lainya yang beragama Islam sedang berpuasa," kata Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini.

Ia mengatakan, bulan Ramadan harus bisa menjadi sarana memperkuat rasa kebangsaan karena masyarakat merasakan kondisi kebangsaan akhir-akhir ini sedang tidak harmonis.

Hal itu, menurut dia, dapat dilihat dari sesama masyarakat bangsa Indonesia saling serang pendapat, banyak fitnah bertebaran, hingga ujaran kebencian, terutama di media sosial.

"Momentum ini juga tepat karena kita baru saja merayakan Hari Pancasila pada 1 Juni. Dalam pandangan saya, momentum ini kalau dirangkai menjadi kalimat sebagai berikut, bangsa Indonesia memilih merdeka dengan menjadikan Pancasila sebagai ideologi pemersatu," ujarnya.

Anggota Komisi I DPR itu mengajak masyarakat menghentikan berbagai perilaku yang bisa mempertajam perbedaan. 

Baca Juga: Kenal Perempuan Nyaris Bugil di Mangga Besar? Polisi Beri Hadiah

Dia menegaskan tidak perlu saling mengklaim paling NKRI, paling Pancasilais, paling bhineka sambil menunjuk saudara sebangsa lainnya anti-NKRI, anti-Pancasila, atau antikebinekaan.

"Sebaliknya, kepada sesama warga bangsa mari kita bersikap asertif, berlapang dada, saling memahami, merangkul, menjaga kebersamaan hingga akhirnya bisa saling bekerja sama, bersinergi dan gotong royong untuk kemajuan Indonesia," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI