Survei SMRC: 14,5 Persen Warga Merasa NKRI dalam Bahaya

Minggu, 04 Juni 2017 | 19:21 WIB
Survei SMRC: 14,5 Persen Warga Merasa NKRI dalam Bahaya
Ilustrasi toleransi beragama. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saiful Mujani Research And Consulting (SMRC) merilis hasil survei nasional tentang Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Survei ini dilakukan melihat maraknya prilaku intoleran yang belakangan ditunjukkan sekelompok masyarakat dan munculnya gerakan radikal.

Pendiri SMRC Saiful Mujani mengatakan berkembangnya kelompok radikal di Indonesia karena banyaknya pemberitaan tentang konflik yang terjadi di sejumlah negara, salah satunya di Timur Tengah.

"Lima tahun terakhir sejak ekspose media yang berkaitan terorisme terkesan di Timur Tengah itu terkait ISIS yang berjuang dan bercita-cita mendirikan khilafah," ujar Saiful di Jalan Cisadane 8, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (4/6/2017).

Berdasarkan survei yang dilakukan dengan cara tatap muka pada 14-20 Mei 2017, sejumalah pertanyaan disampaikan. Pertanyaan itu dimulai dari apakah bangga menjadi orang Indonesia?

Baca Juga: Bom Kampung Melayu Harus Jadi Momen Bersama Lawan Radikalisme

"Responya hampir semuanya bangga menjadi warga Indonesia. Dan hampir semuanya menyatakan kesediaan untuk menjadi relawan mempertahankan NKRI," kata Saiful.

Saiful menerangkan, kesetiaan itu tercermin dari sejumlah warga. Namun, ada 14,5 persen yang khawatir keberlangsungan NKRI. 88,3 persen dari 14,5 persen, ada 13 persen dari total yang khawatir menilai hal tersebut merupakan masalah besar.

"Mereka khawatir Indonesia mengalami perang saudara. Data itu 75 persen dari 13 persen, atau sekitar 10 persen dari populasi nasional," katanya.

Saiful menjelaskan, dari 14 ,5 persen yang khawatir dengan ancaman terhadap NKRI itu paling banyak menilai karena adanya faham-faham keagamaan tertentu. Selain itu, ada juga mereka yang menganggap pelaksanaan negara dan elit yang yang hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri.

"Dalam jumlah yang lebih kecil lagi, kekhawatiran itu dari ketimpangan kesejahteraan antara warga ataupun antara daerah," katanya.

Baca Juga: Refleksi Kenaikan Yesus Kristus, dari Ekonomi sampai Radikalisme

Meski begitu, secara umum rasa nasionalisme dan patriotisme warga sangat tinggi. Umumnya, ada dari mereka yang merasakan NKRI tidak dalam bahaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI