Seketika tangisku pecah.
Aku sendiri tahan dibully dan dicaci maki, tapi ketika orangtuaku mengetahuinya, mereka adalah orang pertama yang paling terluka.
Seperti ayahku, mungkin aku juga sama seandainya aku sudah jadi seorang ibu. Kurasa semua orang tua juga begitu. Maka, aku bersumpah takkan melakukan sesuatu pada anak orang lain jika aku sendiri tidak mau hal itu terjadi pada anakku.
Hanya orangtuaku, hanya mereka lah yang tetap menyayangiku entah aku menulis atau tidak, entah aku pintar atau bodoh, entah aku sempurna atau cacat.
Baca Juga: Kisah 'Asmara Subuh' di Sumatera Utara saat Ramadan
Aku tahan jika pun diserang habis-habisan, tapi aku tak tahan melihat orangtuaku bersedih karena hal itu. Maka, aku sempat menutup akun ini selama sehari.
Apakah aku pernah melakukan plagiasi? Ya.
Kita semua pernah. Siapa yang tidak pernah melakukannya? Mulai dari tugas sekolah sejak SD, makalah kuliah, ujian, sampai caption foto di media sosial. Kalaupun kita mengklaim punya hak cipta atas suatu gagasan yang brilian, maka gagasan tersebut tetaplah akumulasi dari segala hal yang berhasil kita serap sehari-hari.
Tak ada gagasan yang benar-benar murni, asli.
Kebetulan saja hanya aku yang tersorot, karena WARISAN sangat viral. Media serta orang-orang yang bahkan tidak pernah mengenalku sama sekali secara tiba-tiba memuji dan memaki, mengagumi dan membenci.
Baca Juga: 16 WNI yang Terjebak di Marawi Kembali ke Indonesia Malam Ini
Mereka mulai menelisik segala hal tentang gadis 18 tahun ini, mencari dengan sedetil-detilnya apa yang ada di sana.