Eks Teroris Al Qaeda: Penjara Indonesia Jadi 'Madrasatul Jihad'

Sabtu, 03 Juni 2017 | 18:58 WIB
Eks Teroris Al Qaeda: Penjara Indonesia Jadi 'Madrasatul Jihad'
Mantan Teroris dari Jaringan Al Qaeda, Sofyan Tsauri, di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/6/2017). [Suara.com/Nikolaus Tolen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan teroris jaringan Al Qaeda, Sofyan Tsauri, menilai penjara menjadi tempat yang cocok untuk persemaian calon-calon “pengantin” dan aksi teroristik.

Sebab, di dalam penjara, teroris akan saling menguatkan ideologi untuk menjatuhkan lawan yang memenjarakan mereka.

"Betul, penjara jadi madrasatul (sekolah) jihad. Karena orang-orang yang tidak ekstrem menjadi ekstrem; yang ekstrem jadi lebih ekstrem. Karena di sana kami dikumpulkan kembali, teman-teman juga saling menguatkan," katanya di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/6/2017).

Baca Juga: Penata Rias Artis di Pasar Minggu Tewas Dibunuh di Rumah Sewaan

Mantan Anggota Sabhara Kepolisian Resort Kota Depok tersebut menuturkan, dalam penjara juga terjadi intimidasi terhadap anggota teroris yang mulai insaf.

"Saling mengintimidasi juga, ketika ada teman-teman yang sudah mau sadar, akhirnya dia kembali lagi jadi teroris," kata Sofyan.

Karenanya, Sofyan menyarankan pemerintah agar metode lama—memenjarakan teoris di penjara umum—diubah.

Solusi lainnya adalah, menempatkan orang yang berhaluan sama dalam satu penjara. Bisa juga napi teroris terus dipindahkan dari penjara ke penjara.

"Yang ini perlu adanya pemetaan ulang pembinaan di penjara itu.  Perlu adanya regulasi, tidak boleh ditempatkan permanen,  lebih dari tiga bulan," tuturnya.

Baca Juga: Insentif Dikurangi, Penjualan Mobil Listrik di Denmark Anjlok

Menurut Sofyan, perubahan tersebut sudah mulai dijalankan di lembaga pemasyarakatan Nusakambangan, Jawa Tengah.

"Kalau lebih dari tiga bulan, mereka akan mengkader orang, karena kami seperti virus. Contohnya Freddy Budiman itu sudah bisa gabung walaupun sudah tidak ada, tapi secara pemikiran sudah oke," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI