Suara.com - Seorang ahli ilmu falak yang juga dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin, Mashunah Hanafie menginformasikan pada 16 Juli 2017 matahari melintas persis di atas kabah.
"Oleh sebab itu, kaum Muslim bisa membetulkan kiblat shalat ke arah kabah pada 16 Juli 2017 tersebut," ujarnya saat menjelang berbuka puasa bersama Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB-PII) Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Kamis (1/6/2017).
Ketua Umum Perempuan Muslim Kalsel itu mengatakan pembetulan arah kiblat shalat tersebut penting atau minimal mendekati petunjuk, jangan sembarangan.
"Karena dengan arah kiblat salat yang betul akan lebih memberi makna dari pelaksanaan ibadah tersebut," katanya.
Baca Juga: Polisi Saudi Bantah Ada Upaya Pembakaran Kabah
Menentukan waktu salat fardhu 5 waktu harus sesuai persyaratan agar pelaksanaan ibadah tersebut tidak menjadi sia-sia.
Sebagai contoh dalam menentukan masuk waktu Zuhur, bisa cara tradisional yaitu dengan menggunakan tongkat dalam keadaan tegak lurus, bila tanpa bayang-bayang atau bayang-bayang berada pada arah berlawanan matahari terbenam.
Dia mengingatkan arti penting doa, serta menganjurkan kaum Muslim agar senantiasa berdoa, karena salah satu upaya mendekatkan diri dengan Allah.
"Tanpa doa, mustahil Allah SWT akan mengabulkan permintaan seseorang, dan doa tersebut harus pula sesuai tuntunan Rasulullah Muhammad," katanya. (Antara)
Baca Juga: Polisi Saudi Gagalkan Upaya Pembakaran Kabah di Mekah