Kebinnekaan, lanjut Presiden, selalu diuji. Ada pandangan dan tindakan yang selalu mengancamnya. Ia menyebutkan, ada sikap tidak toleran yang mengusung ideologi lain selain Pancasila. Dan semua itu diperparah oleh penyalahgunaan media sosial, oleh berita bohong, oleh ujaran kebencian yang tidak sesuai dengan budaya bangsa.
Presiden Jokowi mengingatkan bangsa ini harus belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme dan konflik sosial, yang dihantui oleh terorisme dan perang saudara. Namun dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal lka, tegas Presiden, kita bisa terhindar dari masalah-masalah tersebut. Kita bisa hidup rukun dan bergotong-royong untuk memajukan negeri ini.
“Dengan Pancasila, lndonesia adalah rujukan masyarakat internasional untuk membangun kehidupan yang damai, yang adil, yang makmur di tengah kemajemukan dunia,” terang Presiden.
Oleh karena itu, Kepala Negara mengajak peran aktif para ulama, para ustadz, para pendeta, para pastor, para bhiksu, para pedanda, para pendidik, para budayawan dan pelaku seni, para pelaku media, dan jajaran pemerintahan, TNI dan Polri, serta seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama menjaga Pancasila.
“Pemahaman dan pengamalan Pancasila harus terus ditingkatkan. Ceramah keagamaan dan materi pendidikan, fokus pemberitaan dan perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan Pancasila,” tutur Kepala Negara.
Presiden menegaskan bahwa komitmen pemerintah tidak perlu diragukan lagi. Ia menyebutkan, banyak upaya yang telah dan terus dilakuan, seperti pengembangan pendidikan etika dan moral, serta berbagai program lainnya menjadi bagian integral dari pengamalan nilai-nilai Pancasila.
Bahkan dalam rangkaian peringatan Hari Lahir Pancasila ini, Presiden Jokowi menyampaikan, dirinya telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden untuk Pembinaan Ideologi Pancasila.
“Lembaga baru ini adalah kepanjangan tangan saya yang bersama seluruh komponen bangsa memperkuat pengamalan Pancasila yang menjadi bagian integral dari pembangunan ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan,” kata Presiden Jokowi.
Pasti Tegas
Kepala Negara menegaskan tidak ada pilihan lain kecuali kita harus bahu membahu menggapai cita-cita bangsa sesuai dengan Pancasila. Tidak ada pilihan lain kecuali seluruh anak bangsa harus menyatukan hati dan pikiran, mengerahkan waktu dan tenaga untuk persatuan dan persaudaraan kita.