Dialog dengan Megawati, Al Gore Sebut Untuk Menyelamatkan Dunia

Tomi Tresnady Suara.Com
Kamis, 01 Juni 2017 | 08:14 WIB
Dialog dengan Megawati, Al Gore Sebut Untuk Menyelamatkan Dunia
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, di Gedung Lemhanas, Jakarta. [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri melakukan dialog dengan Wakil Presiden Amerika Serikat ke-45 Albert Arnold Gore Jr (Al Gore) dalam Forum Jeju Untuk Perdamaian dan Kemakmuran (Jeju Forum for Peace and Prosperity) 2017, di Korea Selatan, Kamis (1/6/2017).

Megawati dan Al Gore melakukan pertemuan empat mata di sebuah ruang pertemuan 301 A di International Convention Center (ICC) Jeju, sekitar setengah jam.

Wartawan tidak diperkenankan masuk dalam ruang pertemuan.

"Ini mengenai masalah perubahan cuaca," kata Megawati kepada wartawan seusai pertemuan dengan Al Gore, di Jeju.

Baca Juga: Korsel Nilai Megawati Sosok Penting untuk Mendamaikan Dua Korea

Megawati mengatakan kepada Al Gore bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan yang paling dikhawatirkan adalah akibat pemanasan global, yakni mencairnya es di Kutub Utara, Kutub Selatan maupun Islandia.

"Beliau sepakat yang sangat mengkhawatirkan di Islandia setiap hari berton-ton es yang meleleh sehingga suatu saat kalau dibiarkan seperti ini, diprediksi di pertengahan abad ini air laut bisa naik dua sampai tiga meter," kata Megawati.

Megawati menekankan Indonesia memiliki pulau-pulau yang sangat banyak jumlahnya. Saat ini saja banjir rob telah terjadi di sejumlah tempat.

"Beliau setuju hal itu bisa terjadi, tapi solusi tentang hal ini beliau mengatakan selalu ada harapan," ujar Megawati.

Megawati menyampaikan Al Gore juga sempat menanyakan kondisi hutan di Indonesia. Al Gore mendengar banyak pembalakan liar terjadi.

Baca Juga: Bujuk Korut-Korsel Damai, Megawati Usulkan Dialog di Jeju

"Tentu saya mengatakan, kami mencoba mengatasi hal itu dengan cukup berat karena memang secara situasional juga hal-hal seperti itu sangat terpengaruhi dari berbagai masalah," jelas Mega.

Sementara itu isu lain yang turut dibahas Megawati bersama Al Gore dalam pertemuam empat mata tersebut adalah mengenai situasi politik di Tanah Air, termasuk soal korupsi di Indonesia.

"Tentu beliau sebagai politisi juga menanyakan situasional di Indonesia tentang pemerintahan sekarang. Saya katakan partai saya memang selalu berupaya melakukan perbaikan-perbaikan. Beliau juga tanya soal korupsi, saya bilang kami juga bergerak dalam pemberantasan korupsi itu, dan beliau juga setuju salah satu masalah di dunia ini adalah bagaimana mengatasi korupsi itu," kata dia.

Al Gore tidak memberikan pernyataan resmi mengenai pertemuannya dengan Megawati. Al Gore hanya sempat berseloroh di hadapan wartawan dan delegasi Indonesia, bahwa dirinya dan Megawati baru saja menyepakati perjanjian perdamaian.

"Kami baru saja menyepakati perjanjian perdamaian untuk menyelamatkan dunia," ujar Al Gore sambil tertawa.

Dalam lawatannya ke Korsel, Megawati secara khusus diminta oleh Presiden Korsel Moon Jae-in untuk menjembatani proses reunifikasi dua Korea.

Selain itu Megawati juga diminta mewakili Asia di forum tahunan "The Jeju Forum for Peace and Prosperity" yang diselenggarakan 31 Mei-2 Juni 2017.

Forum ini dihadiri delegasi lebih dari 70 negara yang terdiri dari politisi, birokrat, diplomat, akademisi, wirausaha, dan para wartawan serta perwakilan lembaga internasional. Terdapat 71 sesi pertemuan dalam forum tersebut.

Megawati akan menyampaikan dan menyerukan pesan perdamaian dan konsep Pancasila dalam forum bergengsi tersebut.

Selain Megawati, Al Gore, Anibal Cavaco Silva, dan Punsalmaagin Ochirbat, sejumlah tokoh juga akan berbicara dalam forum itu seperti para mantan Menteri Luar Negeri yakni Mary Natalegawa (Indonesia), George Yeo (Singapura), Gareth Evans (Australia), dan Nyamosor Tuya (Mongolia).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI