Suara.com - Sedikitnya 90 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka saat sebuah bom dari truk meledak di pusat kota Kabul saat jam sibuk, Rabu (31/5/2017) waktu setempat. Ini serangan paling mematikan di ibukota Afghanistan sejak 2001.
Jenazah berdarah berserakan di lokasi kejadian. Asap besar mengepul dari daerah yang banyak berdiri kedutaan asing. Ledakan memecahkan kaca jendela perkantoran dan terdengar sama beberapa mil.
Sejauh ini belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab kepada ledakan kuat tersebut. Kepolisian setemmpat memprediksi ledakan itu disebabkan bom seberat 1,6 ton bahan peledak yang tersembunyi di dalam kapal tanker limbah.
Petugas penyelamat masih menggali mayat-mayat dari lokasi berjam-jam setelah ledakan tersebut. Banyak di antaranya yang terpotong dan hangus. Di sisi lain warga mencari kerabat yang hilang di antara potongan mayat.
Baca Juga: Ariana Grande Siapkan Lagu untuk Korban Bom Manchester
"Saya telah mencari di 3 rumah sakit dan belum menemukannya," kata salah satu warga Afghanistan yang mencari saudaranya.
"Dalam serangan dahsyat ini, 90 orang telah terbunuh dan 400 lainnya cedera, termasuk banyak perempuan dan anak-anak," kata pusat media pemerintah.
Sebelas warga Amerika yang bekerja sebagai kontraktor di Kabul termasuk di antara yang terluka.
Sementara itu, Presiden Ashraf Ghani mengecam pemboman tersebut. Badan intelijen Afghanistan menyalahkan jaringan Haqqani yang bermarkas di Taliban untuk serangan tersebut. (AFP)
Baca Juga: Tulis Bom Kampung Melayu Rekayasa Polisi, Ahmad Ditahan Polisi