Pelaksana tugas Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat melarang kegiatan sahur on the road atau membagi-bagikan makanan sahur kepada warga di jalan raya selama bulan Ramadan karena rawan.
Pemerintah bekerjasama dengan Polda Metro Jaya untuk menertibkan kegiatan SOTR.
"Kalau seperti ini kami sudah kerjasama sama polda, kepolisian. Nggak boleh, kalau ada tertibkan itu, razia mereka. Kenapa? Karena rawan ditunggangi sama geng-geng motor," ujar Djarot di Balai Kota, Jakarta, Rabu (31/5/2017).
Pelarangan kegiatan SOTR bukan untuk membatasi kebebasan masyarakat dalam membantu sesama, tetapi lebih pada mencegah mereka menjadi korban kriminal dan kecelakaan di jalan raya.
"Sahur on the road itu dianggap keluyuran, jalan-jalan pakai kendaraan tanpa helm, knalpot dilubangi (knalpot racing), ngebut-ngebut," kata Djarot.
Menurut Djarot SOTR bisa diganti dengan sahur bersama di masjid atau panti asuhan.
"SOTR aku sudah bilang tidak, jangan. Kalau mau sahur saja di tempatnya masing-masing. Kalau mau sahur di pinggir jalan nongkrong saja di warung-warung dan lapak-lapak, nggak perlu keluyuran," kata Djarot.
"Kalau seperti ini kami sudah kerjasama sama polda, kepolisian. Nggak boleh, kalau ada tertibkan itu, razia mereka. Kenapa? Karena rawan ditunggangi sama geng-geng motor," ujar Djarot di Balai Kota, Jakarta, Rabu (31/5/2017).
Pelarangan kegiatan SOTR bukan untuk membatasi kebebasan masyarakat dalam membantu sesama, tetapi lebih pada mencegah mereka menjadi korban kriminal dan kecelakaan di jalan raya.
"Sahur on the road itu dianggap keluyuran, jalan-jalan pakai kendaraan tanpa helm, knalpot dilubangi (knalpot racing), ngebut-ngebut," kata Djarot.
Menurut Djarot SOTR bisa diganti dengan sahur bersama di masjid atau panti asuhan.
"SOTR aku sudah bilang tidak, jangan. Kalau mau sahur saja di tempatnya masing-masing. Kalau mau sahur di pinggir jalan nongkrong saja di warung-warung dan lapak-lapak, nggak perlu keluyuran," kata Djarot.