Cerita Teman Jokowi, Menangkis Fitnah Keturunan PKI dan Cina

Siswanto Suara.Com
Selasa, 30 Mei 2017 | 15:12 WIB
Cerita Teman Jokowi, Menangkis Fitnah Keturunan PKI dan Cina
Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla kunjungi korban bom Kampung Melayu di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Kamis (25/5). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak pemilihan presiden tahun 2014 hingga menjelang pemilihan presiden periode 2019-2024, Jokowi masih saja diisukan keturunan PKI dan keturunan Cina. Sahabat Jokowi, Chairum Rahmi, menegaskan semua isu itu merupakan fitnah untuk menjatuhkan nama baik Jokowi.

"Saya tahu banget dia. Juga keluarganya, ibunya, adiknya, saudara-saudaranya. Sama sekali tidak seperti yang diisukan. Janganlah bikin isu yang nggak-nggak," kata Chairum yang merupakan ketua umum Masyarakat Madani kepada Suara.com, Selasa (30/5/2017).

Chairum kemudian menceritakan pernah bekerja bersama Jokowi di PT. Kertas Kraft Aceh (Persero) di Takengon pada tahun 1985. Perusahaan ini merupakan BUMN di bawah Departemen Perindustrian.

Chairum mengatakan untuk bisa diterima menjadi karyawan perusahaan tersebut syaratnya sangat berat, apalagi ketika itu masih era Presiden Soeharto.

"Jadi masuk ke situ itu di-screening sampai berkali-kali, mulai dari soal P4 (Pendidikan, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dan lain-lainnya, untuk memastikan tidak tersangkut G 30 S/PKI. Untuk naik pangkat juga di-sreening," kata Chairum.

Jokowi lolos semua seleksi. Menurut Chairum kalau yang diisukan itu benar, sudah tentu ketika itu Jokowi tidak lolos, apalagi zaman Presiden Soeharto sangat ketat kalau menyangkut isu komunis.

"Kalau seandainya beliau tersangkut, kan bisa saja diambil. Saya pastikan, beliau bukan keturunan PKI, bukan PKI," kata Chairum.

Chairum prihatin ketika masih ada kalangan yang mengait-ngaitkan Jokowi dengan gerakan tersebut.

"Sangat nggak mungkin. Saya berada di barisan paling depan untuk mengatakan tidak. Pak Jokowi bukan seperti itu (bukan komunis)," katanya.

Chairum mengenal Jokowi sebagai pribadi yang taat beragama. Ketika masih bekerja di Aceh, Jokowi sangat dermawan untuk urusan membantu masjid.

"Saya kasihan, seorang Presiden dibegitukan, difitnah. Itu kan Presiden kita. Yang kita pilih berdasarkan suara rakyat. Kan Pak Jokowi bukan nyaplok begitu saja. Jadi, itu fitnah sangat keji," katanya.

Chairum mengatakan tentu Presiden Jokowi tidak akan langsung memberikan bantahan atas isu keturunan komunis dan Cina. Chairum berharap teman-teman yang mengenal Jokowi untuk meluruskan informasi.

"Beliau mungkin nggak mau nggomong. Toh temannya banyak. Tolonglah, diluruskan, itu tidak benar. Dan saya sebagai teman dan ketua umum Madani, saya paling depan untuk bela beliau dalam hal ini," kata dia.

Chairum meyakini fitnah terhadap temannya diangkat terus untuk kepentingan politik.

"Saya sebelum jadi ketua Madani sudah bilang, saya paling depan tegaskan Jokowi bukan seperti itu. Kenapa dituduh PKI? Dasarnya apa," kata dia.

Chairum menegaskan partai politik mengusung Jokowi menjadi calon presiden pada 2014 merupakan bukti dia bersih. Tentu partai berpikir ulang mencalonkan tokoh yang dianggap tidak bersih.

Chairum memprediksi isu tersebut bakal kencang menjelang pilpres 2019. Tapi, Chairun bersama Masyarakat Madani siap untuk menghadang.

"Itu tidak benar. Apalagi saya di Madani. Kita sangat menghargai agama lain. Insyallah, saya bisa emban tugas ini dengan baik. Saya tidak akan membiarkan ada demo, aksi yang negatif (di Madani)," kata dia.

Di mata Chairum, Jokowi merupakan pribadi yang tulus bekerja untuk melayani masyarakat.

"Saya mendukung Pak Jokowi bukan karena teman, tapi karena saya tahu beliau orang yang bekerja dan tidak punya niat macam-macam. Benar-benar untuk NKRI," katanya.

Apa pesan buat Jokowi agar isu tersebut tidak melebar terus?

"Karena beliau bukan PKI, rasanya tidak perlu action. Cukup teman-teman yang action. Saya katakan saya tanggungjawab ke atas juga, Allah tahu dia bukan PKI," katanya.

"Beliau punya kharisma, punya jiwa kepemimpinan, memang orang kerja. Dia dipilih karena itu," Chairum menambahkan.

Chairum kemudian berkata dengan nada bercanda.

"Isu keturunan Cina, itu nggak ada. Orang dia item kok, coba lihat. Saya kenal orangtuanya. Nggak ada garis keturunan Cina," Chairum mengatakan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI