Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) mendukung ketahanan pangan, energi dan air nasional melalui pembangunan 65 bendungan dalam periode 2015-2019, yang terdiri dari penyelesaian 16 bendungan lanjutan dan 49 bendungan baru, pembangunan 1 juta hektare (ha) jaringan irigasi baru, dan rehabilitasi 3 juta ha jaringan irigasi.
Salah satu bendungan tengah dikerjakan di pantai utara (pantura) Provinsi Jawa Barat, yang selama ini dikenal sebagai lumbung pangan nasional. Kementerian PUPR membangun Bendungan Kuningan, yang terletak di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan.
Pada Selasa (23/5/2017), Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) melakukan pengalihan aliran Sungai Cikaro, anak Sungai Cijalengkok ke saluran pengelak Bendungan Kuningan sebagai tanda dimulainya tahap pekerjaan pembangunan fondasi bendungan utama.
Pengalihan aliran sungai tersebut secara resmi dilakukan dengan penekanan sirene oleh Kepala Pusat Bendungan Kementerian PUPR, Ni Made Sumiarsih, yang mewakili Dirjen SDA, Imam Santoso, bersama Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung, Charisal Akdian Manu dan Asisten Pembangunan Setda II Kabupaten Kuningan, Dadang Suparman. Turut hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Ketua DPRD Kabupaten Kuningan, Rana Suparman dan Kepala Balai Bendungan, Bastari.
“Secara progress, konstruksi bendungan saat ini telah mencapai 48 persen dan kami optimistis akhir 2018 bisa selesai," kata Ni Made Sumiarsih.
Ia menambahkan, dalam proses pengadaan lahan, Kementerian PUPR bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Kuningan, dan Perhutani.
Sementara itu, Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung, Charisal Akdian Manu, dalam laporannya menuturkan, bendungan tersebut memiliki volume tampung total sebesar 25,9 juta m3, dengan anggaran konstruksi sebesar Rp 464 miliar. Bendungan Kuningan akan menjadi sumber air bagi Daerah Irigasi Cileuweung seluas 1.000 ha dan Daerah Irigasi Jangkelok seluas 2.000 ha.
Bendungan tersebut juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengendalian banjir, air baku 300 liter/detik dan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 535 KW.
Daerah genangan bendungan Kuningan ini meliputi 5 desa dan 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Cibeureum (Desa Randusari, Desa Kawungsari, Desa Sukarapih) dan Kecamatan Karangkencana (Desa Tanjungkerta dan Desa Simpay Jaya), Kabupaten Kuningan.
Asisten II Pembangunan Pemda Kabupaten Kuningan, Dadang Suparman mengatakan, dari 3.000 ha lahan irigasi yang mendapat manfaat dari keberadaan Bendungan Kuningan tersebut, 1.000 ha-nya berada di Kuningan dan 2.000 ha lagi berada di Brebes, Jawa Tengah.
(** Artikel ini merupakan kerja sama Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR dengan Suara.com)