"Sebelumnya, tempat kumpul FPI juga diteror bom molotov, di tempat saya khotbah juga pernah. Habib Rizieq Shihab juga dapat teror. Jadi rangkaian teror yang luar biasa. saya kebagian ini," kata dia.
Ketika dihubungi Suara.com, Novel sedang berada di salah satu tempat di luar rumah.
Novel mengatakan telah menanyai teman dan saudara terkait apakah pernah mengirimkan barang dan mereka menjawab tidak mengirim.
"Jadi ini bahaya. Takutnya kan seperti bom buku, kan sekarang ini bom macam-macam," kata Novel.
Novel mengungkapkan semenjak dia punya sikap berlawanan jelang pilkada Jakarta, terutama semenjak ikut melaporkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam kasus penistaan agama, dia menerima beragam teror. Tapi ketika itu baru lewat SMS dan telepon.
"Semenjak berkas masuk pengadilan. Saya sudah merasakan teror yang luar biasa, telepon, SMS, puluhan orang semuanya mengancam saya, agar saya ini tidak ikut campur urusan pilkada, dan pelaporan-pelaporan kasus pidana," kata Nove.
"Ini yang saya khawatirkan yang berbentuk barang. Kalau telepon, WA, saya nggak pernah ladenin. Kalau sudah bentuk barang, alamat saya kan berarti sudah diketahui secara jelas," kata Novel.
Novel berencana untuk melaporkan kasus ini ke polisi agar ditelusuri siapa orang yang memesan barang tersebut.