Suara.com - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, kembali menjadi sasaran kritik pada pekan ini setelah mengeluarkan candaan yang dinilai telah melewati batas ketika berpidato di sebuah markas militer pada Jumat (26/5/2017).
Dalam pidatonya Duterte ingin menunjukkan dukungan penuh kepada militer setelah dia menerapkan status darurat militer di Mindanao, pulau paling selatan Filipina yang salah satu kotanya kini sedang dikuasai oleh kelompok teroris.
"Soal status darurat militer ini dan semua konsekuensinya, saya dan hanya saya yang akan bertanggung jawab. Kalian tinggal melaksanakan, saya akan urus sisanya," kata Duterte dalam pidatonya.
"Saya rela dipenjara demi kalian. Jika kalian memperkosa tiga perempuan, saya akan mengaku sebagai pelakunya," ujar dia.
Adapun status darurat militer diterapkan Duterte setelah sekelompok teroris yang diduga berhubungan dengan ISIS menyerang kota Marawi di selatan Mindanao.
Duterte mengatakan kelompok teroris itu ingin membangun khilafah di Mindanao dan darurat militer adalah satu-satunya cara untuk menghancurkan kelompok tersebut.
Mulut Duterte memang terkenal kotor. Dalam masa kampanye, sebelum terpilih dalam pemilu, Duterte pernah bercanda dengan mengatakan bahwa dia punya dua simpanan dan sering berhubungan seksual dengan mereka di hotel-hotel berharga murah.
Ia juga pernah memantik kontroversi ketika mengatakan berminat memperkosa seorang misionaris asal Australia yang terjebak dalam kerusuhan di sebuah penjara di Davao pada 1989.
Duta besar Australia dan Amerika Serikat melayangkan protes atas komentar tak sensitif tersebut, tetapi Duterte mengatakan bahwa candaannya itu diberitakan di luar konteks sebenarnya. (AFP)
Duterte: Jika Kalian Memperkosa, Saya yang Tanggung Jawab
Liberty Jemadu Suara.Com
Minggu, 28 Mei 2017 | 05:33 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Suriah Jatuh ke Tangan Oposisi, AS Fokus Cegah ISIS Bangkit
10 Desember 2024 | 21:00 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI