Diprotes, Patung Dewi Keadilan di MA Bangladesh 'Digudangkan'

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 26 Mei 2017 | 19:38 WIB
Diprotes, Patung Dewi Keadilan di MA Bangladesh 'Digudangkan'
Patung Dewi Keadilan di gedung MA Bangladesh diturunkan, setelah diprotes kaum fundamentalis, Jumat (26/5/2017). [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peristiwa unik nan lucu terjadi di Bangladesh. Gara-gara terus diprotes kelompok fundamentalis, Patung Dewi Keadilan (Themis) yang berada di gedung Mahkamah Agung, Kota Dhaka, akhirnya "digudangkan", Jumat (26/5/2017).

Patung itu diprotes kelompok fundamentalis karena dianggap tak “Islami”. Sebab, patung yang melambangkan hukum tak pernah berpihak tersebut dianggap Dewa Yunani.

Padahal, seperti dilansir AFP, patung tersebut baru diletakkan di halaman gedung tersebut sejak enam bulan terakhir.

Patung juga itu bukan diimpor pemerintah Bangladesh dari Yunani, melainkan karya perupa negeri itu sendiri, Mrinal Haque.

Baca Juga: Rusuh Berdarah di Abepura, Warga Tertembak

Saat proses pemindahan patung, Haque juga turut menyaksikan sembari menggelar unjuk rasa bersama kelompok-kelompok progresif.

"Pemindahan patung ini adalah simbol ketidakberdayaan pemerintah terhadap suatu kelompok. Ini juga tamparan bagi orang-orang progresif Bangladesh,” tutur Haque.

Sebelum “digudangkan”, patung yang dinamakan “Lady Justice" beberapa bulan terakhir menjadi polemik dan menuai aksi massa dari kalangan fundamentalis.

Kelompok garis keras mendesak pemerintah menghancurkan patung sosok Themis yang perempuan dan matanya tertutup tersebut.

Selain itu, kaum fundamentalis mendesak pemerintah untuk membuat monumen Al Quran sebagai ganti patung Themis.

Baca Juga: Panglima TNI: Korupsi Helikopter AW-101 Rugikan Negara Rp220 M

Pemindahan patung itu sendiri dilakukan setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina mengungkapkan keberpihakannya kepada kaum fundamentalis.

Hal itu menjadi ironi, lantaran Hasina adalah pemimpin Partai Liga Awami yang berhaluan sekuler. Sejumlah kalangan menilai, langkah itu dilakukan Hasina untuk mengambil hati kaum fundamentalis menjelang pemilihan umum 2018.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI