Kisah Supir Angkot Tolong Polisi, Tiba-tiba Bom Kedua Meledak

Jum'at, 26 Mei 2017 | 19:35 WIB
Kisah Supir Angkot Tolong Polisi, Tiba-tiba Bom Kedua Meledak
Personil Inafis dan Labfor Polri mengevakuasi jenazah dan potongan tubuh korban ledakan di Terminal Kampung Melayu, Jaktim, (25/5) dini hari. Potongan tubuh dan satu jasad di atas motor dievakuasi untuk diidentifikasi. [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Nugroho Agung Laksono merupakan satu dari sebelas korban selamat dari dua ledakan bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu (24/5/2017), malam. Nugroho merupakan supir angkutan umum Kopaja 612.

Saat ini, dia masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Kramatjati, Jakarta Timur, bersama sejumlah korban lainnya.

Ketika ditemui wartawan, dia menceritakan kesaksiannya.

"Saya terkena ledakan kedua. Ledakan pertama terjadi di samping toilet, persis, teroris ini ngincer polisi itu. Dari jam berapa saya turun naik kok banyak polisi, ah mau pawai kali pikir saya, makanya saya diam. Selang beberapa kemudian ada ledakan kedua, ledakan kedua orang panik semua, di dalam halte busway pada keluar," kata Agung di RS Polri Kramatjati, Jumat (26/5/2017).

Pandangan Agung menjadi tidak jelas setelah kena efek ledakan. Dia teringat yang ada di kapalanya ketika itu hanyalah harus bertahan untuk hidup.

"Mata nggak bisa melihat, kuping tidak bisa dengar, pikiran cuma lari, kuping sebelah kanan nggak dengar," lanjutnya.

Agung kemudian menceritakan kejadian setelah ledakan pertama. Ketika itu, dia berusaha menolong korban yang berjatuhan tak lama setelah kena ledakan.

Kemudian, dia kembali lagi untuk menolong anggota polisi yang sudah terkapar. Tapi, tiba-tiba, ledakan kedua terjadi dan mengenainya.

"Ledakan pertama keras, kalau saya, kan nggak ada pikiran mau meledak lagi. Saya lari cari angkot naikin korban, saya balik lagi lihat bapak polisi jadi korban, eh kena juga," kata dia.

Bom bunuh diri malam itu menyasar supir seperti Agung, kemudian mahasiswi seperti Jihan (19), juga anggota Polri.

Bom tersebut telah membuat lima orang meninggal (tiga anggota Polri dan dua terduga pelaku).

Pasca kejadian, Agung mengaku tidak trauma. Sebab, dia harus mencari nafkah untuk keluarga.

REKOMENDASI

TERKINI