Ini Pertanyaan Jokowi ke Mahasiswi Cantik Korban Bom Bunuh Diri

Jum'at, 26 Mei 2017 | 15:55 WIB
Ini Pertanyaan Jokowi ke Mahasiswi Cantik Korban Bom Bunuh Diri
Jihan Thalib, mahasiswi korban bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu [suara.com/Adie Prasetyo Nugraha]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketika ditemui wartawan di salah satu ruang perawatan Rumah Sakit Kramatjati, Jakarta Timur, pada Jumat (26/5/2017), Jihan Thalib, sedang berbaring. Dia mengenakan pakaian pasien.

Jihan merupakan satu dari sebelas korban selamat dari dua kali ledakan bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017), malam.

Selain menceritakan kesaksian saat bom meledak, mahasiswi tersebut juga menjelaskan komunikasinya dengan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menjenguk pada Kamis (25/5/2017), malam.

"Semalam Pak Jokowi datang nanya yang biasa saja, kayak kronologis. Dia datang pas saya mau tidur, kita semua di sini suruh siap-siap," kata Jihan di RS Polri Kramatjati.

Selain Jokowi dan Jusuf Kalla, beberapa pemimpin lembaga negara juga datang untuk menjenguk para korban bom bunuh diri. Salah satunya pimpinan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban juga datang.

Mahasiswi berusia 19 tahun itu mengatakan LPSK menyatakan siap untuk membantu biaya pengobatan korban dari warga sipil.

"Kemarin LPSK juga datang. Katanya ada trauma healing dan ada lembaga jug yang tangani. Kalau luka hanya luka sobek di bagian punggung belakang," kata Jihan.

Sambil berbaring, dia juga menceritakan pengalaman pada malam itu.

Ketika itu, dia baru dari kampus. Dia mau pulang ke rumah dengan menumpang angkutan umum. Dia bersama Susi, teman kuliah.

"Saya kena di dekat toilet Terminal Kampung Melayu pas mau ke angkot 18 jurusan Melayu-Pondok Gede, pas mau Jalan ke arah angkot, banyak polisi duduk, saya lewat situ nggak lama ledakan pertama terjadi," kata Jihan.

Jihan pun ambruk. Dia masih ingat ketika itu suasananya begitu panik.

"Sehabis itu jatuh, pas ledakan kerudungan ilang, saya lari dan ada orang yang nyuruh saya lari," kata Jihan.

Jihan masih ingat ketika itu pandangannya sempat gelap dan telinga sakit.

"Kaget, posisi mata gelap. Telinga pengang. Saya jatuh disuruh lari. Lemes nggak ngira, badan ngerasa panas karena ada yang nancap sesuatu," kata dia.

Situasi ketika itu benar-benar menegangkan.

Tapi Jihan bersyukur bisa lepas dari maut. Ledakan bom bunuh diri tersebut menewaskan lima orang, termasuk dua terduga pelaku.

Jihan mengaku tidak trauma setelah pengalaman mengerikan malam itu.

REKOMENDASI

TERKINI