Bom Kampung Melayu, Teroris Tak Melulu Incar Tempat 'Orang Kaya'

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 26 Mei 2017 | 13:15 WIB
Bom Kampung Melayu, Teroris Tak Melulu Incar Tempat 'Orang Kaya'
Personil Inafis dan Labfor Polri mengevakuasi jenazah dan potongan tubuh korban ledakan di Terminal Kampung Melayu, Jaktim, (25/5) dini hari. Potongan tubuh dan satu jasad di atas motor dievakuasi untuk diidentifikasi. [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aksi bom bunuh diri diduga teroris di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) malam, dinilai sebagai upaya kelompok klandestin fundamentalis untuk memecah belah persatuan warga dan aparat kepolisian.

Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Yon Machmudi PhD mengatakan, bom di terminal itu menunjukkan variasi serangan teroristik yang tak lagi menargetkan tempat-tempat eksklusif seperti hotel, bar, atau pos polisi.

”Aksi di Terminal Kampung Melayu, meski terbilang skala kecil dibanding aksi teroris sebelumnya, tetap berdampak besar. Mereka kini menargetkan kerumuman massa agar efek ketakutan bisa dirasakan seluruh lapisan masyarakat,” tutur Yon Machmudi, Jumat (26/5/2017).

Baca Juga: Seribu Kyai Sepuh Beri Perintah ke Cak Imin, Apa Perintahnya?

Yon yang juga dikenal sebagai pengamat Timur Tengah dan Islam ini menuturkan, Enders dan Sandler dalam bukunya berjudul ”The Nature of Terrorism” (1993) menuliskan ”tindakan terorisme selalu menghitung tindakannya baik dilakukan dalam sekala kecil maupun besar.”

Aksi-aksi dengan kekerasan yang tidak normal dan mengancam, terutama aksi bom bunuh diri, dilakukan dengan menghitung dampak dan pengaruh di publik.

Karenanya, kata dia, mereka menargetkan aksi-aksi pada kerumuman massa dan aparatur keamanan untuk menciptakan ketidakstabilan negara.

”Semakin bervariasi dan luas target terorisme, semakin sulit bagi otoritas negara dalam mengantisipasi aksi-aksi berikutnya,” terangnya.

Bukan Aksi Irasional

Baca Juga: Balik ke Milan, Gattuso Gantikan Montella?

Ia menjelaskan, terorisme bukan aksi irasional, melainkan benar-benar mempelajari kondisi sosial politik dan berusaha untuk mendapatkan simpati atas aksi-aksinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI