PKB Dukung Revisi UU Anti Terorisme Cepat Selesai

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 26 Mei 2017 | 12:15 WIB
PKB Dukung Revisi UU Anti Terorisme Cepat Selesai
Sidang Paripurna DPR [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai Kebangkitan Bangsa mendukung revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme segera diselesaikan karena bisa menjadi payung hukum penyelesaian masalah terorisme yang bersifat preventif.

"PKB siap mendukung penyelesaian pembahasan RUU Anti Terorisme antara DPR dan pemerintah. Sebab RUU tersebut bisa menjadi payung hukum penyelesaian masalah teroris yang bersifat pencegahan," kata Sekretaris Jenderal DPP PKB Abdul Kadir Karding di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (26/5/2017).

Dia mengatakan PKB tidak ingin penyelesaian masalah terorisme sekedar saat terjadi kasus, namun lebih penting menyiapkan kebijakan pencegahan yang terencana dan menyeluruh.

Menurut dia terorisme telah menjadi persoalan dunia, modus atau cara yang digunakan teroris dalam menyerang maupun merekrut anggota juga semakin berkembang.

"RUU Anti Terorisme diharapkan bisa menjadi solusi komprehensif penyelesaian masalah," ujarnya.

Anggota Komisi III DPR mencontohkan latihan militer tanpa izin, menyebarkan konten radikal, hijrah ke negara konflik untuk ikut berperang, dan berbaiat kepada organisasi yang dilarang secara global dapat dianggap sebagai ancaman keamanan.

Menurut dia hal-hal itu harus ditangani secara cepat dan proporsional berdasarkan hukum karena selama ini hanya menghukum para eksekutor saja.

"Selama ini kita hanya menghukum para eksekutor yang melakukan tindakan nyata berupa penyerangan secara fisik terhadap obyek-obyek tertentu, tapi belum mencegah langkah-langkah mereka," kata Karding.

Dia menilai terorisme sebagai tindak kejahatan muncul karena beragam faktor sehingga tidak bisa dilihat hanya sebatas pada persoalan ideologis dan hukum.

Terorisme menurut Karding, berbiak salah satunya karena faktor kesenjangan sosial ekonomi yang makin tinggi, hal itu membuat sebagian masyarakat merasa tidak diperlakukan secara adil oleh negara.

"Dari perasaan semacam itu kemudian paham-paham radikal dan teror mudah tertanam dalam benak pikiran seseorang," ujarnya.

Karding mengajak semua pihak bersinergi menghadapi gerakan radikal dan teror melalui pendekatan komprehensif. Dia berharap aparat keamanan mulai dari kepolisian, TNI, dan BIN menguatkan sinergi agar hal serupa tidak kembali terjadi.

"Menangkal teror dan radikalisme harus menjadi pola pikir utama di semua sektor dan lembaga negara," ujar Karding.

Karding juga mengingatkan aksi teror yang terjadi di Kampung Melayu tidak dikaitkan dengan ajaran agama karena tidak ada satu pun agama di dunia yang memperkenankan kekerasan terhadap orang-orang tidak bersalah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI