Bom Kampung Melayu Harus Jadi Momen Bersama Lawan Radikalisme

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 26 Mei 2017 | 07:45 WIB
Bom Kampung Melayu Harus Jadi Momen Bersama Lawan Radikalisme
Personel kepolisian membawa jenazah anggota Shabara Polda Metro Jaya, Briptu (anumerta) Imam Gilang Adinata, korban bom Kampung Melayu, jelang upacara pelepasan di Menteng Dalam, Jakarta, Kamis (25/5/2017). [Antara/Wahyu Putro A]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bom yang terjadi di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur harus menjadi momentum kebersamaan dari seluruh anak bangsa untuk memulai gerakan perlawanan baru terhadap terorisme dan radikalisme. Kewaspadaan terhadap gejala radikalisasi juga harus ditingkatkan.

“Ini harus jadi momentum perlawanan bagi seluruh elemen melawan terorisme dan radikalisme. Kita jangan takut tapi harus selalu waspada terhadap bahaya. Saatnya kita bersatu, dan berikan dukungan penuh kepada BIN, Polri, TNI, BNPT, dan kementerian terkait dalam rangka deteksi dini, penindakan hingga deradikalisasi,” kata anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Evita Nursanty, di Jakarta, Kamis (25/5/2017).

Menurut Evita Nursanty, masyarakat bisa secara proaktif untuk melaporkan peristiwa-peristiwa yang mencurigakan di sekitarnya, ikut serta dalam upaya pencegahan dan pendukungan deradikalisasi, termasuk dengan tegas menolak kegiatan yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa, yang menghalalkan kekerasan dalam aksinya.

Baca Juga: Sejumlah Negara Keluarkan "Travel Advice" Pascabom Kampung Melayu

“Intelijen kita saya yakin sudah melakukan deteksi dini, tahu akan terjadi tapi lokasi persisnya masih belum clear. Teror itu bisa dimana saja dan kapan saja,” ujar Evita.

Evita tidak mau berspekulasi tentang kelompok mana yang bermain dalam aksi teror kali ini, termasuk apakah ada kaitan dengan yang di aksi Manchester maupun Filipina, dia meminta publik untuk menunggu hasil olah TKP dan investigasi lebih jauh. Hanya saja, menurutnya, setiap aksi teror memiliki kesamaan gagasan untuk memaksakan kehendak melalui kekerasan.

“Kejadian di Terminal Kampung Melayu ini telat sehari dari yang terjadi di negara lain, apakah ada hubungan kita tidak tahu, tapi ini harus diusut tuntas, termasuk siapa di belakangnya.Seperti kata Pak Presiden harus dibongkar karena ini sudah sangat keterlaluan,” kata Evita.

Dikatakan, masih banyak pertanyaan misalnya kenapa ledakan harus di lokasi itu, kenapa ada dekat toilet, kita lihat mereka menyasar polisi tapi itu terjadi di fasilitas publik ada terminal umum dan halte Transjakarta.

"Yang terpenting sekarang mari kita para elite, para tokoh masyarakat mari kita dukung BIN juga Polri dan aparatur lain. Teroris musuh kita bersama, kita harus memberikan kontribusi agar kejadian teror tidak terulang kembali," sambung Evita.

Baca Juga: Foto-foto Jokowi-JK di Lokasi Bom Kampung Melayu

Selain itu, Evita menyampaikan duka cita kepada keluarga korban baik aparat kepolisian yang gugur maupun luka-luka, serta masyarakat sipil. “Kita mengutuk keras aksi teror, dan menyampaikan bela sungkawa kepada para korban. Semoga segenap keluarga diberikan kekuatan dan ketabahan,” sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI