Entah berapa lama ia tergeletak tak berdaya dekat halte tersebut. Tak ada warga yang berani menolong dirinya setelah ledakan. Kakinya terluka serius akibat ledakan.
Es manis yang menghapus dahaga setelah seharian menembus jalanan ibu kota bersama bus Kopaja yang ia kemudikan, tak lagi ada di tangan.
“Agung, Agung, Ya Allah, Agung. Tolong, tolong, tolong bawa adik saya. Adik saya kena,” pekik seorang pria yang menangis terisak.
Nugroho Agung Laksono, nama pemuda yang sudah berjihad mencari nafkah untuk keluarganya meski baru berusia 18 tahun, terus dibopong oleh kakak ipar yang juga sopir.
Baca Juga: Mengejutkan, Ini Fakta Temuan Pasca Olah TKP!
***
Terang lampu di sekitar Halte Bus TransJakarta Kampung Melayu, Rabu, menyemarakkan suasana seorang mahasiswi berkerudung yang menunggu bus, ABG sopir Kopaja yang asyik menyeruput es, dan juga seorang pria muda berseragam cokelat khas polisi bernama Imam Gilang Adinata.
Gilang terus berjaga, karena menurut komandan rombongan pawai obor jelang Ramadan bakal melewati ruas jalannya ketika waktu hendak menggenapi pukul 21.00 WIB.
Sebagai polisi, ia sudah terbiasa diperintahkan komandan untuk terus bersiaga di jalanan, meski harus mengorbankan kepentingan pribadinya.
Polisi muda itu seharusnya tak berada di jalanan tersebut. Ia seharusnya berada di Cengkareng, kediaman kekasih hatinya, Dinda Venisita Verina, yang akan dinikahinya seusai lebaran nanti. Namun, perintah komandan siapa yang berani menentang?
Baca Juga: Kereta Api Buatan Indonesia Jajaki Tanzania
Merasa rindu, Gilang memutuskan mengirimkan pesan singkat kepada Dinda, sembari terus berjaga di ruas jalan dekat halte yang ramai tersebut.