Pupus sudah harapan Dinda Venisita Verina untuk menikah dengan Brigadir Polisi Satu (Anumerta) Imam Gilang Adinata. Gilang gugur dalam tugas ketika terjadi ledakan bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (25/5/2017), malam.
"Setelah Lebaran nanti, Gilang mau bertunangan dengan Dinda," kata kerabat Gilang, Wijiati (49), di rumah duka, Gang Kelingkit, Jalan Sapta, RT 5, 1, Kampung Sawah, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (25/5/2017).
"Setelah Lebaran nanti, Gilang mau bertunangan dengan Dinda," kata kerabat Gilang, Wijiati (49), di rumah duka, Gang Kelingkit, Jalan Sapta, RT 5, 1, Kampung Sawah, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (25/5/2017).
Tetangga bernama Mulyani menambahkan Gilang memiliki kepribadian pendiam dan penurut.
"Dia anaknya penurut dan baik, namun pendiam. Sama tetangga juga bagus sosialisasinya," ujar Mulyani.
Gilang merupakan satu dari tiga anggota polisi yang meninggal dunia dalam aksi bom bunuh diri.
Mulyani bertemu terakhir kali dengan Gilang pada Selasa (23/5/2017). Saat itu Gilang bertugas menjaga demonstrasi massa di KPK.
"Terakhir ketemu hari Selasa pas dia jaga di KPK ada demo mahasiswa kebetulan di situ ada kantin ibunya. Kata budenya dia seharian kemarin seharian lagi nongkrong di depan warung dan tidur di rumah. Dia dikenal ramah dan sopan. Kalau ke KPK juga mampir ke warung ibunya," kata dia.
Mulyani kemudian menceritakan betapa kaget ibunda Gilang ketika mendengar kabar duka.
"Ibunya sangat shock sekali apalagi ibunya orang jam tujuh malam masih komunikasi dengan almarhum tiba-tiba dapat kabar almarhum sudah tidak ada. Dia (Gilang) katanya mengawal pawai obor," ucap Mulyani.
Gilang, kata Mulyani, merupakan harapan keluarga. Gilang menjadi tulang punggung keluarga.
Tiga anggota polisi yang meninggal dunia yaitu Gilang, Briptu (Anumerta) Setiawan asal Lampung, dan Briptu (Anumerta) Taufan asal Bekasi.
Dua warga sipil yang meninggal dunia dalam kejadian tersebut diduga pelaku bom bunuh diri. Saat ini, mereka masih di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Satu di antaranya belum teridentifikasi karena organ tubuhnya tercerai berai, seperti dalam foto yang beredar sejak semalam.
Ledakan juga melukai sebelas orang yang terdiri lima anggota polisi dan lima warga sipil.
"Dia anaknya penurut dan baik, namun pendiam. Sama tetangga juga bagus sosialisasinya," ujar Mulyani.
Gilang merupakan satu dari tiga anggota polisi yang meninggal dunia dalam aksi bom bunuh diri.
Mulyani bertemu terakhir kali dengan Gilang pada Selasa (23/5/2017). Saat itu Gilang bertugas menjaga demonstrasi massa di KPK.
"Terakhir ketemu hari Selasa pas dia jaga di KPK ada demo mahasiswa kebetulan di situ ada kantin ibunya. Kata budenya dia seharian kemarin seharian lagi nongkrong di depan warung dan tidur di rumah. Dia dikenal ramah dan sopan. Kalau ke KPK juga mampir ke warung ibunya," kata dia.
Mulyani kemudian menceritakan betapa kaget ibunda Gilang ketika mendengar kabar duka.
"Ibunya sangat shock sekali apalagi ibunya orang jam tujuh malam masih komunikasi dengan almarhum tiba-tiba dapat kabar almarhum sudah tidak ada. Dia (Gilang) katanya mengawal pawai obor," ucap Mulyani.
Gilang, kata Mulyani, merupakan harapan keluarga. Gilang menjadi tulang punggung keluarga.
Tiga anggota polisi yang meninggal dunia yaitu Gilang, Briptu (Anumerta) Setiawan asal Lampung, dan Briptu (Anumerta) Taufan asal Bekasi.
Dua warga sipil yang meninggal dunia dalam kejadian tersebut diduga pelaku bom bunuh diri. Saat ini, mereka masih di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Satu di antaranya belum teridentifikasi karena organ tubuhnya tercerai berai, seperti dalam foto yang beredar sejak semalam.
Ledakan juga melukai sebelas orang yang terdiri lima anggota polisi dan lima warga sipil.