Suara.com - Jamaah pengikut tarekat Naqsabandiyah di Kota Padang, Sumatera Barat, mulai menjalankan puasa Ramadan, Kamis (25/5/2017).
"Tidak ada yang berbeda dari tata cara puasa kebanyakan, malam tarawih dan subuh Sahur," kata Ummi Elli, warga Kecamatan Kuranji, pengikut tarekat Naqsabandiyah, dikutip dari Antara.
"Saya sudah tarawih semalam, meski tidak di masjid," Elli menambahkan.
Organisasi pengikut tarekat Naqsabandiyah menggunakan metode penghitungan sendiri dalam menentukan awal Ramadhan, yang berbeda dengan metode penentuan awal Ramadhan yang digunakan pemerintah dan organisasi Islam seperti Muhammadiyah.
Muhammadiyah sudah melakukan penghitungan dan menetapkan awal Ramadan jatuh pada 25 Mei.
"Saya sudah menahun mengikuti arahan dari tarekat, hanya Allah yang tahu betul atau tidaknya," kata Elli mengenai perbedaan penetapan awal Ramadan dalam kelompoknya dengan organisasi yang lain.
Pengikut tarekat Naqsabandiyah lainnya, Komar, yakin metode perhitungan awal Ramadan berdasarkan awal turunnya Alquran yang digunakan kelompoknya sudah benar.
"Keyakinan kita berbeda masing-masing, yang penting sama sama Islam," kata dia tentang perbedaan kelompoknya dengan kelompok Islam yang lain.
Pemimpin tarekat Naqsabandiyah yang juga ustadz di Musala Baitul Makmur, Kecamatan Pauh, Syafri Malin Mudo, mengatakan pengikut tarekatnya sebagian besar melaksanakan puasa hari ini namun tetap menghormati mereka yang belum berpuasa hari ini.
Kepala Kantor Kementerian Agama Wilayah Padang Japeri mengatakan juga mengimbau warga menghormati keyakinan warga lain mengenai penetapan awal Ramadan.