Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya menambah panjang jalan tol di Indonesia. Tujuannya adalah meningkatkan konektivitas guna memperlancar distribusi dan menurunkan biaya logistik barang dan jasa.
Salah satu pembangunan jalan tol yang saat ini sedang dipercepat pembangunannya adalah Tol Trans Sumatera yang akan menghubungkan kota-kota di Sumatera mulai dari Banda Aceh sampai Lampung.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur Jalan Tol Palindra hingga kini terus dikebut. Salah satunya untuk mendukung pelaksanaan Asian Games XVIII Tahun2018, yang terdiri dari tiga seksi, yakni seksi I ruas Palembang – Pemulutan, seksi II Pemulutan–KTM dan seksi III KTM–Simpang Indralaya.
Dia memastikan pada saat arus mudik Lebaran tahun ini, ruas Jalan Tol Palindra Seksi I sudah dapat berfungsi untuk dilalui pemudik dari Palembang sampai Pemulutan dan belum dikenakan biaya.
"Khusus untuk Tol Palindra, dengan panjang total 24,5 km, saat ini yang sudah perkerasan aspal sekitar 12 km, tapi nanti ditargetkan November 2017 semua sudah operasi sampai ke Indralaya," katanya saat kunjungan kerja di Palembang bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Rabu (24/5/2017).
Pembangunan Jalan Tol Palindra sepanjang 7,75 km telah dimulai sejak 2015 dan ditargetkan selesai pada akhir 2017. Saat ini secara keseluruhan progres konstruksi Jalan Tol Palindra sebesar 50,61 persen. Nilai kontrak pekerjaan Tol Palindra sebesar Rp2,63 triliun dengan PT. Hutama Karya (Persero) sebagai kontraktor pelaksana.
Dikatakan Menteri Basuki, pembangunan Tol Palindra sangat membutuhkan teknik konstruksi yang khusus. Pasalnya lahan pembangunannya didominasi oleh daerah rawa, sehingga untuk mempercepat proses pembangunan jalan tol tersebut harus menggunakan teknologi Vacuum Consolidation Method (VCM) untuk mengurangi kadar air maupun kadar udara dalam tanah.
"Disini kondisi tanahnya hampir sama dengan Jalan Tol Cengkareng Jakarta, dibangun di atas tanah rawa yang terdapat lapisan gambut yang banyak kandungan airnya sekitar delapan eter di bawahnya, untuk itu kami gunakan teknologi konstruksinya yang lebih cepat dan murah," kata Basoeki.
Teknologi VCM dimaksudkan untuk mempercepat penurunan dan meningkatkan daya dukung tanah asli yang lunak dengan melakukan pemompaan vakum pada tanah yang dimaksud. Dengan sistem VCM diperikirakan dapat dilakukan percepatan empat bulan dibandingkan dengan metode konvensional yaitu satu tahun, yaitu hanya dengan system drainase vertical melalui Perforated Vertical Drain (PVD).
Kelebihan lainnya adalah tidak dibutuhkannya material tanah sebagai beban sementara dan penggunaan sumber daya yang minim juga meminimalisir penggunaan alat berat. Konsolidasi atau penurunan tanah juga bersifat isotropic sehingga resiko ketidakstabilan lereng dapat dieliminir.
Selain itu juga kelebihannya adalah memiliki gangguan yang rendah terhadap kegiatan pekerjaan lainnya, bahkan dapat melakukan overlap dengan pekerjaan lain sehingga jadwal konstruksi secara keseluruhan dapat dipersingkat. Ditambah lagi teknologi ini ramah lingkungan, karena perbaikan tanah bersifat mekanis tanpa penggunaan bahan-bahan kimia.
Selain Jalan Tol Palindra Seksi I, Menteri Basuki juga mengungkapkan sejumlah ruas jalan tol Trans Sumatera yang akan fungsional pada Lebaran Juni 2017 dengan rincian ruas Jalan Tol Medan–Binjai Seksi II Helvetia-Semayang sepanjang 6,18 kilometer dan Seksi III Semayang–Binjai sepanjang 4,28 kilometer dan Bakauheni-Terbanggi Besar Paket 2 (Sidomulyo-Kotabaru) Segmen Lematang-Kotabaru sepanjang 5,025 kilometer.
Sedangkan untuk ruas Tol Trans Sumatera lainnya yang akan selesai pembangunannya pada 2017 ini diantaranya ruas Palembang-Indralaya Seksi III (KTM-Simpang Indralaya) sepanjang 9,28 kilometer, Bakauheni Terbanggi Besar Paket 1 (Bakauheni-Sidomulyo) Segmen Pelabuhan Bakauheni-Bakauheni sepanjang 8,90 kilometer, dan seluruh ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 61,7 kilometer.
Sementara itu, Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto mengungkapkan untuk kesiapan Jalur Lebaran Pulau Sumatera, selain jalan tol yang fungsional, kondisi jalan Pulau Sumatera pada Jalan Lintas Timur sepanjang 2.756,94 kilometee, Tengah sepanjang 2.420,4 kilometer dan lintas barat sepanjang 2.490,88 kilometer umumnya sudah siap dilalui arus mudik Lebaran.
"Saya bersama tim sudah menyusuri jalur lintas Timur Sumatera, kita sudah tinjau mulai dari Lampung, terus sampai Jambi kita sudah periksa semuanya. Ada yang diperbaiki dan pada H-10 lebaran sudah siap semuanya. Sementara semua jalan nasional di Sumatera sampai ke Medan sudah dilaporkan seluruh Satker dalam kondisi mantap," katanya.
Selain itu, Kementerian PUPR juga telah menyiapkan peralatan berat, grader, buldoser, dan alat berat serta naterial baru yang sekiranya dibutuhknan, seandainya terjadi longsong pada beberapa titik rawan longsor antara lain, Ruas Kabanjahe–Lawe Pakam, Ruas Tarutung–Sibolga, Ruas Pekanbaru-Kandis,Ruas Pekanbaru-Payakumbuh, dan Ruas Pekanbaru- Jambi, dan Ruas Lahat–Batas Bengkulu.
Hadir mendampingi tiga menteri kabinet kerja tersebut adalah Direktur Jenderal Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Imam Santoso, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry TZ, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) wilayah V Zamharir Basuni, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII (BBWSS VIII) Jarot Widyoko, Direktur Pengembangan Jaringan SDA T Widianto.