Ismail adalah seorang Muslim warga Manchester keturunan Pakistan. Ia sejak kecil berada di kota tersebut.
Melalui peristiwa itu, Ismail mengakui perbedaan ras dan agama tak bisa menjadi alasan melakukan tindakan keji.
”Aku melihat semua orang berupaya membantu korban. Muslim, Kristen, Pakistani seperti saya, atau asli Inggris, semua tak memedulikan perbedaan itu. Kami dipersatukan oleh rasa kemanusiaan, begitulah warga Manchester,” tukasnya.
Pejabat kepolisian setempat, Mayor Andy Burnham mengakui peran Ismail dan sopir-sopir taksi lainnya dalam upaya menyelamatkan korban luka peristiwa tersebut.
Baca Juga: Tingkatkan Ekonomi, Digagas Koperasi Batik di Polowijen
“Ismail dan rekan-rekannya membukakan pintu bagi para korban, untuk dibawa ke rumah sakit. Mereka juga membukakan pintu taksi untuk para korban untuk menjauhi lokasi. Bukan hanya sekali, tapi berkali-kali mereka melakukan itu,” tutur Andy, bangga.
Ia mengatakan, perbuatan Ismail adalah bukti warga Manchester tak bisa dipecah belah oleh teroris yang mengatasnamakan agama tertentu.
“Melalui Ismail, warga Manchester belajar bahwa Islam tak selalu identik dengan teroris. Aksi pemboman itu adalah aksi gerombolan teroris yang mengatasnamakan Islam. Ismail tak hanya membukakan pintu taksinya, tapi membukakan hati kita semua untuk tetap bersatu,” tandasnya.