Transkrip Bocor, Trump dan Duterte Sebut Kim Jong Un 'Orang Gila'

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 24 Mei 2017 | 09:44 WIB
Transkrip Bocor, Trump dan Duterte Sebut Kim Jong Un 'Orang Gila'
Donald Trump di Arabic Islamic American Summit. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketegangan di semenanjung Korea tampaknya belum akan mereda. Bahkan, sebaliknya, situasi di kawasan itu akan terus meninggi seiring dengan beragamnya "bahan bakar" pemanas.

Termutakhir, bocornya transkrip pembicaraan via telepon antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, dinilai turut memanaskan situasi.

Seperti dilansir AFP, Rabu (24/5/2017), transkrip pembicaraan tertanggal 29 April 2017 tersebut bocor ke publik dan dipublikasikan oleh media massa berpengaruh di AS, Washington Post dan The Intercept.

Dalam pembicaraan tersebut, Trump menyebut pemimpin besar Republik Demokrasi Rakyat Korea (Utara) Kim Jong Un sebagai "orang gila pemegang nuklir."

Baca Juga: Tebak! Berapa Jumlah Kafein yang Anda Seruput Setiap Pagi

Sementara Duterte mengatakan, Kim Jong Un suatu saat akan menjadi gila karena terbiasa bekerja tanpa otak.

"Kita tidak bisa membiarkan 'orang gila' (Kim Jong Un) dengaan nuklir di tangannya. Kita memunyai kekuatan besar, melebihi yang mereka punya, tapi kita belum menggunakannya," kata Trump melalui sambungan telepon.

Trump lantas mempertanyakan sikap Duterte atas ketegangan di peninsula Korea. "Bagaimana menurut anda, tuan presiden?"

"Otaknya tak bekerja, dan dia suatu saat mungkin akan menggila. 'Mainan' berbahaya yang ada ditangannya bisa menciptakan kesengsaraan bagi umat Manusia," tutur Duterte.

Sementara media massa Korut, Rodong Sinmun, terus memberikan editorial yang mengecam beragam provokasi AS dan sekutu-sekutunya terhadap kedaulatan negeri Ginseng tersebut.

Baca Juga: 'Popcorn' di Tengah Pesta Gay Kelapa Gading

"Imperialis AS terus menghasut banyak negara untuk memerangi kami, yang mereka anggap sebagai iblis. Tapi, kami adalah rakyat dan negara yang merdeka, terlepas dari mata rantai penghisapan kapitalisme global yang didalangi AS," tulis Rodong Sinmun.

"Kami hanya ingin Korea bersatu, berdaulat, dan memilih nasib serta jalan pembangunan kami sendiri. Kalau itu salah di mata para penjajah, tentu seluruh rakyat akan berlawan."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI