Kepolisian Inggris, pada Selasa (23/5/2017) menyatakan bahwa terduga pelaku serangan bom di Manchester Arena bernama Salman Abedi. Namun, kepolisian masih belum merilis informasi terperinci soal terduga pelaku.
“Terduga yang berusia 22 tahun belum diidentifikasi secara resmi dan saya tidak ingin untuk berkomentar lebih banyak,” kata Kepala Kepolisian Greater Manchester Ian Hopkins.
“Prioritas kami adalah untuk mengetahui apakah ia bertindak sendiri atau dalam sebuah jaringan,” tambahnya.
Melansir Daily Telegraph, Abedi lahiri di Manchester dari orangtua asal Libya yang melarikan diri dari negara mereka di masa pemerintahan diktator Moamar Kaddafi.
Keluarga Abedi tinggal di Fallowfield, Manchester, selama kurang lebih 10 tahun. Polisi, pada Selasa, menyerbu sebuah rumah di lokasi tersebut dan menggunakan bahan peledak untuk menembus pintu gerbang.
“Ia adalah anak yang kalem, selalu hormat pada saya,” kata seorang masyarakat keturunan Libya di Manchester kepada The Guardian.
“Saudara lelakinya Ismael lebih terbuka, namun Salman lebih kalem. Ia tampaknya tidak mungkin melakukan hal ini,” sambungnya.
Salman adalah anak ketiga dari empat bersaudara.
Ayah terduga pelaku, menurut The Guardian, di antara komunitas Libya dikenal sebagai Abu Ismael. Ia bekerja sebagai pekerja serabutan di tempat tersebut. Namun, kini Ismael diyakini sedang berada di Tripoli, Libya.
“Abu Ismael tentu akan merasa sangat terpukul,” kata seorang yang mengenalnya kepada The Guardian.
“Ia selalu amat menentang ideologi jihad, dan hal-hal yang berkenaan dengan ISIS ini bahkan dianggapnya bukan jihad, itu adalah kriminal. Keluarga (Salman Abedi) akan sangat hancur,” kata lelaki tersebut.
Sebelumnya, kepolisian menahan seorang berusia 23 tahun sebelumnya pada Selasa, terkait dengan serangan tersebut. Ia ditangkap dalam penyerbuan ke sebuah rumah di Whalley Range, Manchester.
“Kami paham bahwa orang-orang menunggu jawaban (atas insiden ini),” kata Hopkins.
“Bagaimanapun, sekarang, penting bagi masyarakat di Greater Manchester untuk bersama berjuang dan tidak mentolerir kebencian,” sambungnya. (AFP)